Berita Tulungagung

Jembatani Warga Tulungagung yang Cari Hewan Kurban, Bupati Janji Buka Pasar Hewan Sebelum Idul Adha

Penulis: David Yohanes
Editor: Dwi Prastika
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Petugas kesehatan hewan memeriksa seekor sapi di Kecamatan Ngantru, Tulungagung, Jumat (10/6/2022). Hal itu dilakukan untuk mencegah penyebaran Penyakit Mulut dan Kuku (PMK).

Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, David Yohanes

TRIBUNJATIM.COM, TULUNGAGUNG - Sejak 16 Mei 2022 lalu, perdagangan hewan ternak di Kabupaten Tulungagung berhenti. Hal itu untuk mengantisipasi penyebaran Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) pada hewan ternak.

Meski begitu, Bupati Tulungagung, Maryoto Birowo berjanji, pasar hewan akan dibuka 10 hari ke depan untuk antisipasi Hari Raya Idul Adha, agar bisa menjembatani masyarakat yang mencari hewan kurban.

"Mungkin setelah dua pasaran dari sekarang, akan dibuka dengan pengetatan," terang Bupati Tulungagung, Maryoto Birowo, Jumat (10/6/2022).

Maryoto Birowo menegaskan, pasar hewan hanya dibuka untuk pedagang lokal.

Tidak boleh ada pedagang dari luar kota, apalagi hewan ternak dari luar kota yang masuk ke Tulungagung.

Bahkan hewan ternak dari luar kota dengan surat keterangan sehat, dipertimbangkan untuk tetap ditolak.

"Kenapa kita ketat, karena kita tahu kualitas kesehatan hewan ternak kita. Jangan sampai situasi memburuk karena lalu lintas hewan ternak antar kota," ucap Maryoto Birowo.

Dia juga mengakui ada peran jalan-jalan tikus yang dipakai para pedagang nakal.

Mereka membawa masuk hewan ternak dari luar daerah, tanpa lewat jalan utama.

Karena itu, kini penyekatan dilakukan, termasuk pemantauan di jalur-jalur tikus.

"Satgas yang memantau itu, di dalamnya ada polisi dan TNI," tegas Maryoto Birowo.

Selama lima hari terakhir, sapi suspect PMK bertambah dari 48 ekor menjadi 104 ekor.

Sapi-sapi ini menyebar di 22 peternak di 8 kecamatan di Kabupaten Tulungagung.

Kasus tertinggi ada di Kecamatan Pagerwojo dengan 29 ekor, disusul Ngantru 27 ekor.

Halaman
12

Berita Terkini