Seperti yang dijelaskan sebelumnya, perkataan semacam itu hanya akan membuat orang lain merasa "dihakimi saat mengungkapkan kesedihannya".
Alih- alih memberi solusi, kita justru membuatnya lebih terpuruk!
Ciri berikutnya dari toxic positivity adalah saat seseorang memilih menghindari masalah dan sulit mengontrol emosi.
Lari dari masalah dan bersikap tertutup pada diri sendiri hanya akan membuat perasaan kita tidak tenang karena kesulitan mengungkapkan emosi.
Tanda-tanda toxic positivity lainnya adalah ketika kita merasa harus selalu bahagia dan positif dalam keadaan apapun.
Emosi negatif seperti perasaan sedih, marah dan kecewa adalah sesuatu yang sangat normal dan perlu kita miliki untuk menjaga kesehatan mental.
Bahaya Toxic Positivity
Seperti yang dijelaskan sebelumnya, toxic positivity dapat menyebabkan berbagai masalah dalam kesehatan mental maupun hubungan kita dengan orang lain.
Sebab penyangkalan emosi negatif dalam jangka panjang hanya akan membuatnya menumpuk dan meledak secara tak terduga.
Toxic positivity dapat membuat kita terjebak dalam situasi atau hubungan yang buruk.
Jika kita terus melontarkan kalimat penyemangat yang bersifat menghakimi, hal itu hanya akan membuat hubungan kita dengan orang lain menjadi tidak nyaman.
Kita juga akan sulit bersosialisasi dengan mereka.
Toxic positivity juga dapat menghambat potensi diri.
Saat seseorang berusaha meredam emosi negatif yang dimilikinya, ia tanpa sadar telah menghambat dirinya untuk berusaha menjadi lebih baik lagi.
Sebab ia tidak belajar apapun dan hanya terus meyakinkan dirinya untuk berpikir positif.