"Demikian pula, peristiwa yang sangat negatif pun biasanya tidak akan membuat seseorang depresi selamanya.
Pada akhirnya, suasana hati seseorang akan bergeser kembali ke setelah awal dan kesedihan tersebut akan hilang dengan sendirinya," tinjau Psychology Today.
Melansir Tribun Jambi, istilah hedonic treadmill digunakan untuk menggambarkan keterkaitan antara kebahagiaan seseorang dengan perubahan dalam hidupnya, terutama terkait dengan uang.
Menurut teori hedonic treadmill, semakin banyak pendapatan seseorang, bukan berarti ia akan semakin bahagia.
Di saat yang sama, keinginan dan penilaian orang tersebut juga akan berubah dan bertambah, sehingga tambahan pendapatan yang ia terima akhirnya juga terpakai dan habis.
Jadi, kebutuhan dan keinginan seseorang akan menyesuaikan dengan kondisi keuangan orang tersebut.
Karena itu, hedonic treadmill juga kerap disebut hedonic adaptation.
Bila Anda sedang berada dalam hedonic treadmill ini, Anda biasanya bakal kesulitan menyisakan dana untuk tujuan menabung atau investasi.
Dana yang Anda dapatkan kerap habis untuk memenuhi berbagai kebutuhan.
Tentu saja, ini tidak baik dari sisi perencanaan keuangan.
Disebut hedonic treadmill lantaran diumpamakan layaknya alat fitnes treadmill.
Yang artinya, terus bergerak ke ke atas dan ke bawah tetapi tetap berada di tempat yang sama.
Lantas, apa saja penyebab munculnya pola pikir hedonic treadmill?
Yuk, simak selengkapnya di artikel berikut ini.
1. Menginginkan Pencapaian/Hidup Orang Lain
Hedonic treadmill terjadi ketika Anda menginginkan sesuatu. Anda merasa akan lebih bahagia jika keinginan atau pencapaian tersebut bisa Anda miliki.