Keinginan atau pencapaian itu biasanya dipicu ketika Anda mulai mengharapkan gaya hidup orang lain.
Namun, ketika sudah berhasil mendapatkan pencapaian dan keinginan tersebut, Anda tetap merasa kosong.
Tentu pola pikir seperti ini akan menyiksa Anda bila dibiarkan terus menerus.
Pasalnya, rasa ketidakpuasan Anda akan sesuatu tidak akan pernah putus dan selalu merasa kurang.
2. Peristiwa Dalam Hidup
Peristiwa hidup seseorang seperti menikah atau bercerai juga bisa mempengaruhi pola pikir hedonic treadmill.
Peristiwa hidup yang dilalui seseorang mendorong adanya perubahan emosi dan membentuk pola pikir mereka.
Pendapat tersebut telah ditinjau secara medis oleh psikiatris Timothy J. Legg, PhD, PsyD.
"Beberapa pengalaman atau peristiwa hidup kenyataannya dapat mendorong perubahan emosi. Misal, orang yang menikah cenderung lebih bahagia dari waktu ke waktu daripada mereka yang tidak. Orang yang bercerai cenderung kurang bahagia tetapi akan kembali menemukan kesenangan setelahnya," tinjau Timothy.
3. Kepribadian
Kepribadian seseorang biasa mempangaruhi pola pikir hedonic treadmill.
Semakin baik kepribadian seseorang, semakin mudah mereka mengendalikan emosi yang tak stabil.
Mereka yang bijak cenderung mampu mengelola emosi sehingga terhindar dari ketidakbahagiaan. Dosen psikologis Maike Neuhaus Ph.D membenarkan hal demikian.
"Penelitian menunjukkan setiap orang memiliki kepribadian dan ciri-ciri yang bervariasi. kepribadian ini lah yang mempengaruhi kebahagiaan dan kesejahteraan seseorang. Jadi, ciri-ciri kepribadian yang berbeda dapat memengaruhi individu pada tingkat kesejahteraan yang berbeda," tinjau Maike.
4. Pengalaman Traumatis
Pola pikir hedronic treadmill bisa disebabkan karena pengalaman traumatis yang pernah terjadi di masa lalu.
Rasa sakit dan penderitaan biasanya membantu mereka bangkit dan mulai menginginkan pencapaian-pencapain tinggi.
Mereka ingin membuktikan kepada orang lain bahwa mereka hebat dan layak dihargai. Hal itu dibenarkan oleh Psychology Today.