"Tingkat kesejahteraan seseorang cenderung ditentukan karena faktor eksternal. Seperti, pengalaman yang mengubah hidup seperti berkabung atau cacat jangka panjang. Mengingat emosi tidak selalu tetap, seseorang dapat merubah pengalaman traumatis menjadi positif melalui perilaku gigih seperti mengejar tujuan altruistik," kata Psychology Today.
5. Kurang Bersyukur
Orang-orang yang sering bersyukur atas pencapaian yang mereka miliki jarang merasa kekurangan.
Emosi mereka lebih stabil dan tenang sehingga sulit tergoda dengan hal-hal yang kurang bermanfaat.
Ketika seseorang bersyukur atas apapun yang dimiliki, mereka tak akan iri akan pencapaian orang lain.
Sebaliknya, orang-orang seperti ini akan sibuk memperbaiki diri menjadi pribadi yang lebih baik, alih-alih menginginkan kehidupan orang lain.
6. Lingkungan
Lingkungan juga bisa sangat berpengaruh terhadap pola pikir seseorang.
Hedonic treadmill lebih sering muncul di lingkungan yang kompetitif. Banyak orang ingin menjadi nomor satu dan terlihat baik di depan individu lain.
Lingkungan seperti ini memicu adanya keinginan atau pencapaian yang tak pernah putus. Usai mendapat apa yang diinginkan, mereka tak akan pernah puas. Pola pikir seperti ini hanya akan membuat lelah diri sendiri.
7. Kurangnya Rasa Cinta & Kasih Sayang
Individu yang memiliki kasih sayang dan cinta melimpah cenderung senang menebar kebaikan kepada sesama.
Sikap baik, ikhlas dan senang menolong dipercaya mampu meningkatkan kadar kebahagiaan seseorang.
Sebaliknya, mereka yang cenderung cuek dan acuh terhadap orang lain paling berisiko mengalami pola pikir hedonic treadmill.
Pasalnya, selalu ada rasa tak ingin kalah dan gelisah dalam hati mereka.
Nah, itu dia pengertian dan 7 penyebab munculnya sifat hedonic treadmill.
Semoga, Tribunners selalu terhindar dari bahaya hedonic treadmill ya.
Artikel ini telah tayang di TribunJambi.com
Baca berita terkait arti kata lainnya
Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com