"Jadi keluarga dekatnya ini dianggap berbahaya karena mengetahui bahwa dia (pelaku) melakukan tindak pidana lain dalam bentuk pembunuhan dan penipuan kepada korban lain," ungkap Fadil.
"Mereka melakukan serangkaian pembunuhan dengan motif janji-janji yang dikemas dengan kemampuan supranatural, menjanjikan orang menjadi sukses dan kaya."
Fadil menerangkan, dalam menjalankan aksi kejahatan sebelumnya, para pelaku menyasar para tenaga kerja wanita (TKW) di luar negeri ataupun anggota keluarga TKW.
Mereka menipu korban agar memberikan hartanya dengan iming-iming bakal diberikan kesuksesan dan kekayaan dengan kemampuan supranatural.
"Profil korban ini ada yang kasih sampai dengan Rp 250 juta, Rp 180 juta," ucap Fadil.
"Mereka (korban) ini pejuang-pejuang yang harus kita hormati, beberapa di antaranya pejuang devisa," kata Fadil.
Sementara ini, lanjut Fadil, terdapat kurang lebih enam orang yang diduga telah dibunuh oleh ketiga pelaku.
Aksi keji tersebut dilakukan sebelum mereka menghabisi nyawa korban di Bantargebang.
Sebanyak lima korban dibunuh di wilayah Cianjur, sedangkan satu orang lainnya diduga dieksekusi di Garut.
Penyidik kemudian menelusuri riwayat pembunuhan berantai tersebut ke Cianjur.
Di dekat rumah Wowon, penyidik menemukan tiga lubang yang berisi empat jasad korban pembunuhan.
"Lubang pertama berisi kerangka anak kecil diduga Bayu."
"Lubang kedua ada dua kerangka tulang diduga atas nama Noneng dan Wiwin."
"Lubang ketiga berisi kerangka tulang yang diduga bernama Farida. Satu kerangka korban lain belum ditemukan.," bebernya.
"Kemudian di Garut ada satu orang korban dikuburkan setelah sebelumnya dibuang ke laut."