Saat itu, Minggu (9/4/2023) pagi, pelaku datang ke rumah Legiyem dan mengaku sebagai mahasiswa yang sedang menjalani KKN di Desa Sarongan.
Pelaku yang mengaku Mahasiswa KKN itu mengatakan mendapat tugas membagi bingkisan sembako Lebaran dari Presiden Jokowi.
Saat datang ke rumah Legiyem, pelaku membawa sepeda motor Honda PCX berwarna putih dan memakai helm hitam.
Pada kesempatan itu pula, kata Lita, pelaku juga meminta Legiyem untuk mencarikan dua orang warga pra-sejahtera lagi untuk penerima bantuan.
Legiyem pun menyanggupinya.
Baca juga: Ratusan Perusahaan di Kota Blitar Wajib Berikan THR, Disnaker: Paling Lambat H-7 Lebaran Harus Cair
Dua tambahan warga penerima bingkisan itu adalah Mbah Kamiso dan Mbah Alip .
Ternyata saat mau menjelaskan bingkisan yang akan diberi, pelaku memberikan syarat yang menjadi modus penipuan tersebut.
Pelaku memberi syarat supaya korban melepas perhiasan yang dipakai dan harus menggunakan baju lusuh saat diambil gambar foto diri.
Korban saat itu menyanggupi untuk melepas perhiasan yang dipakai.
Oleh korban, perhiasan tersebut kemudian dimasukkan ke dalam tas dan ditaruh di tempat shalat.
Selanjutnya, korban diajak pelaku ke rumah Mbah Kamiso dengan tujuan untuk menerima bantuan.
Sesampainya di rumah Mbah Kamiso, korban diminta menulis huruf a.b.c hingga sebanyak 20 baris.
Saat sedang korban menulis itulah, pelaku kemudian pergi.
Dalihnya hendak mencari rumah Mbah Alip.
Tak lama setelah itu, Legiyem mulai curiga.