TRIBUNJATIM.COM- Persaingan menuju Pilpres 2024 semakin ketat.
Para bacapres saling bersaing elektabilitasnya.
Terbaru, berdasarkan survei Litbang Kompas, elektabilitas Prabowo Subianto melewati Ganjar Pranowo.
Elektabilitas Prabowo sebagai calon presiden (capres) berada di angka 24, 5 persen.
Sementara elektabilitas Ganjar Pranowo di angka 22,8 persen, dengan margin of error survei lebih kurang 2,83 persen.
Dilansir dari Tribun Trends, terungkap penyebab elektabilitas Prabowo Subianto sebagai bakal Calon Presiden (Capres) di Pilpres 2024 makin melejit!
Prabowo Subianto elektabilitasnya meroket menyalib Ganjar Pranowo, sedangkan Capres Anies Baswedan elektabilitasnya tertinggal di urutan ke-3.
Rupanya ada 2 faktor utama yang membuat Prabowo Subianto diuntungkan, sehingga pamor dan elektabilitasnya cenderung meroket, menurut survei.
Adapun dua faktor itu adalah dukungan atau endorsement sikap politik Presiden Jokowi kepada Prabowo .
Baca juga: Elektabilitas Ganjar Pranowo Turun di Survei Litbang Kompas, PDIP Jatim: Dinamika Biasa
Faktor kedua adalah kegagalan Piala Dunia U-20 digelar di Indonesia sebagai tuan rumah yang berimbas kepada elektabilitas Ganjar Pranowo .
Elektabilitas Prabowo terus meningkat setidaknya bulan ini berdasarkan hasil survei sejumlah lembaga survei.
Terbaru adalah hasil survei Litbang Kompas menempatkan Prabowo mendapat 24,5 persen.
Ganjar memperoleh 22,8 persen sedangkan Anies mendapat 13,6 persen suara.
Persaingan Ketat Ganjar dan Prabowo
Peneliti Litbang Kompas Toto Suryaningtyas menjelaskan meski Prabowo unggul dari Ganjar, elektabilitas kedua tokoh tersebut hanya tertahan dan sama seperti hasil survei pada Juni 2022.
Namun ada beberapa faktor yang membuat Prabowo mengungguli Ganjar, semisal kekecewaan responden terhadap pernyataan Ganjar di Piala Dunia U20 membuat beberapa pendukung Ganjar beralih ke Prabowo.
Menurut Toto dalam beberapa riset konstituen partai nasionalis akan berpindah ke sesama partai nasionalis.
Ketika terjadi kekecewaan terhadap Ganjar, pemilihnya berpindah.
"Hitungan kami kalau dari angka tinggal 63 persen dari total yang tetap mendukung Ganjar sebagai presiden, sementara 12,5 persen lari ke Prabowo, gara-gara U20. Sisanya menjadi tidak tahu dan juga masih menunggu," ujar Toto di program Satu Meja The Forum KOMPAS TV, Rabu (21/5/2023).
Gara-gara Pernyataan Ganjar
Di kesempatan yang sama Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi menjelaskan selain kekecewaan gagalnya Piala Dunia U20 di Indonesia, dukungan Presiden Jokowi juga menjadi faktor naiknya elektabilitas Prabowo.
Dalam survei Indikator Politik, elektabilitas Prabowo sejak Maret 2023 mengalami rebound.
Padahal di bulan Februari 2023, Prabowo menduduki peringkat ketiga survei capres dan survei terbaru Prabowo mendapat peringkat pertama di atas Ganjar dan Anies.
Burhanuddin menyatakan riset Indikator Politik ada dua yang membuat elektabilitas Prabowo naik.
Pertama yakni endorsement Presiden Jokowi.
Kedua yakni pernyataan Ganjar di Piala Dunia U20.
Menurutnya efek dukungan Presiden Jokowi yang tidak hanya ke Ganjar membuat elektabilitas Prabowo ikut meningkat.
Tak hanya itu endorsement Presiden Jokowi kepada Prabowo juga memakai bahasa dalam istilah komunikasi low context. Misalnya 2024 jatahnya Pak Prabowo, kemudian Pak Prabowo the next president.
Hal ini yang membuat publik mudah mencerna maksud dari pernyataan Presiden Jokowi ke Prabowo.
Di sisi lain dukungan Presiden Jokowi tidak lepas dari tingkat kepuasan publik. Di bulan Maret 2023 misalnya ada peningkatan kepuasan publik yang cukup tajam dibanding akhir tahun 2022.
Hal ini memberi kabar baik buat capres yang diasosiasikan dengan Presiden Jokowi.
"Nah ketika elektabilitas Anies menyalip Prabowo di November 2022, tingkat kepuasan publik terhadap pemerintah itu drop 6 poin. Jadi ada korelasi dengan tingkat kepuasan publik dengan kandidat capres yang diasosiasikan dengan Presiden Jokowi," pungkas Burhanuddin.
Pengakuan Gerindra
Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Habiburokhman mengakui peningkatan elektabilitas Ketua Umum Prabowo Subianto tidak terlepas dari kinerja di Kementerian Pertahanan.
Hal tersebut telah terbukti dari sejumlah survei yang menyatakan Prabowo menjadi salah satu menteri di Kabinet Indonesia Maju yang kinerjanya baik.
Menurutnya kinerja Prabowo di Menhan juga tidak terlepas dari kondisi geopolitik saat ini yang menuntut bakal calon presiden dari Partai Gerindra itu harus bekerja ekstra.
Semisal perang Rusia-Ukraina, ketegangan Amerika-China, hingga ketegangan laut China Selatan.
Di sisi lain Habiburokhman mengakui selain kinerja di pemerintahan ada peran Presiden Jokowi yang membuat elektabilitas Prabowo meningkat.
"Memang Pak Jokowi tidak pernah secara resmi, secara formal menyampaikan dukungan kepada Pak Prabowo, tapi kita melihat publik memahami gestur politik Pak Jokowi," ujar Habiburokhman di program Satu Meja The Forum KOMPAS TV, Rabu (21/5/2023).
Habiburokhman menjelaskan gestur politik Jokowi terhadap Prabowo dilakukan di berbagai macam kegiatan, mulai dari sambutan Presiden Jokowi di HUT Partai Perindo, aktivitas bersama di tiga kota, yang terbaru saat Prabowo mendampingi Presiden menanam mangrove di Jakarta Utara.
"Jadi bergabunglah antara efek dari Jokowi dan Prabowo effect ini," ujarnya.
Respons PDI Perjuangan
Politikus PDI Perjuangan Eriko Sotarduga meyakini elektabilitas Ganjar Pranowo bakal meningkat seiring PDIP mendaftarkan Ganjar dan pasangannya ke KPU.
Menurut Eriko, Ganjar baru 33 hari dideklrasikan sebagai bakal capres PDIP sehingga butuh sosialisasi yang gencar untuk memperkenalkan program yang digagas Ganjar nantinya.
Berbeda dengan Prabowo yang jauh-jauh hari sudah diresmikan sebagai bakal calon presiden oleh Partai Gerindra.
"Mas Ganjar dideklarasikan Bu Mega baru 33 hari dan baru mengunjungi Indonesia, baru enam provinsi. Kalau Pak Prabowo kan sudah lama, ini kan prosesnya masih berjalan," ujar Eriko.
Respon Gerindra Jatim
Prabowo Subianto disebut oleh hasil survei Litbang Kompas sebagai capres yang paling banyak dipilih oleh generasi Z.
Terkait hal itu, Gerindra Jatim angkat bicara.
Bendahara Gerindra Jatim, Muhammad Fawait mengaku bersyukur terkait hal itu.
"Alhamdulillah saya pikir hasil beberapa lembaga survei jadi sebuah penyemangat kader Gerindra dimanapun berada. Termasuk, bagi kami yang ada di Jawa Timur," ucap pria yang juga sering dipanggil Gus Fawait, Rabu (14/5/2023).
Meski demikian, Gus Fawait mengaku tidak akan terlena.
"Tentu kami tidak akan berpuas diri dari hampir semua lembaga survei yang menempatkan Pak Prabowo sebagai capres dengan elektabilitas tertinggi. Termasuk dari survei Litbang Kompas yang mensurvei gen Z," katanya.
Gus Fawait melanjutkan, ada kecenderungan anak muda saat ini memilih pemimpin bukan hanya karena usia.
"Gen Z hari ini kan trendnya mereka suka pemimpin yang kuat, berwibawa, yang punya pengalaman, serta track recordnya bukan cuma level daerah, atau nasional, bahkan level internasional," jelas pria yang juga menjadi Ketua Fraksi Gerindra DPRD Jatim ini.
Selain itu, menurutnya, Prabowo juga merupakan salah satu capres yang sudah paling klop dengan Presiden Jokowi.
Dimana generasi Z juga banyak yang mengidolakan Jokowi.
"Bahkan hampir mayoritas penduduk Indonesia juga puas dengan kinerja Pak Jokowi," jelas Gus Fawait.
Sehingga, Gus Fawait berpendapat, Prabowo dianggap sebagai sosok yang bisa melanjutkan perjuangan pembangunan Pak Jokowi.
Tepatnya, baik masalah infrastruktur, maupun rencana pemindahan ibu kota, atau terkait pembangunan sumber daya manusia kedepannya.
"Karena 10 tahun memang tidak cukup untuk menuntaskan semua program tersebut. Makanya dibutuhkan sosok penerusnya," urai pria yang juga Bendahara PW GP Ansor Jatim ini.
Sehingga, hal itu yang menyebabkan elektabilitas Pak Prabowo tertinggi, karena dipercaya masyarakat sebagai sosok yang bisa melanjutkan itu semua.
"Beliau tentara, dimana ketegasannya sudah banyak yang mengakui, kemampuannya juga. Apalagi Presiden Jokowi akhir-akhir ini sudah menunjukkan tanda kepada Pak Prabowo untuk bisa melanjutkan program-program yang baik untuk bangsa ini," tandas Gus Fawait.
Sebelumnya, dilansir dari Kompas.com, hasil survei Litbang Kompas pada 29 April-10 Mei 2023 menunjukkan, Prabowo Subianto merupakan sosok yang paling banyak dipilih oleh generasi Z atau warga berusia 17-26 tahun sebagai calon presiden (capres).
Berdasarkan hasil survei, 32,7 persen generasi Z memilih Prabowo sebagai capres bila pemilihan presiden berlangsung pada masa jajak pendapat.
"Tercatat proporsi gen Z yang memilih Prabowo lebih besar dari rerata seluruh generasi, yakni mencapai 32,7 persen," tulis Litbang Kompas, dikutip dari Harian Kompas edisi Rabu (24/5/2023).
Di kalangan generasi Z, elektabilitas ketua umum Partai Gerindra itu diikuti oleh Ganjar Pranowo 24,5 persen; Anies Baswedan 10 persen; Ridwan Kamil 8,5 persen; Sandiaga Uno 2,4 persen; dan Agus Harimurti Yudhoyono 0,6 persen.
Kemudian, sebanyak 6,1 persen responden dari generasi Z memilih tokoh lain sebagai calon presiden. Sedangkan 15,2 persen responden manjawab tidak tahu.
Selain generasi Z, elektabilitas Prabowo juga berada di posisi teratas pada generasi Y atau warga berusia 27-41 tahun.
Di kalangan generasi Y, Prabowo memiliki elektabilitas sebesar 23,9 persen, terpaut tipis dengan Ganjar Pranowo 23,1 persen.
Sementara itu, di kalangan generasi X (42-55 tahun) dan baby boomers (56-74 tahun), elektabilitas Prabowo terpaut tipis dibandingkan Ganjar.
Di kalangan generasi X, Prabowo memiliki elektabilitas 20,5 persen.
Sedangkan Ganjar 22,5 persen.
Begitu pula di kalangan baby boomers, Prabowo memperoleh keterpilihan 16,3 persen.
Sedangkan Ganjar 18,4 persen.
Secara rata-rata dari semua kalangan usia, elektabilitas Prabowo berada di angka 24,5 persen. Dengan kata lain, terpaut tipis dari Ganjar yang memiliki keterpilihan 22,8 persen.
Survei Litbang Kompas ini dilakukan secara tatap muka pada 29 April-10 Mei 2023.
Sebanyak 1.200 responden dipilih secara acak menggunakan metode pencuplikan sistematis bertingkat di 38 provinsi Indonesia.
Survei ini memiliki tingkat kepercayaan 95 persen, dengan margin of error lebih kurang 2,83 persen.
Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com