Namun, dirinya harus kecewa setelah Presiden Jokowi batal membeli sapi tersebut.
Sukasno memaparkan, sapinya yang berjenis PO itu sudah ia pelihara sejak 2018 silam dengan harga Rp 20 juta.
"Saat itu, saya beli sapi itu masih kecil di Pasar Hewan di Prambanan, Sleman Yogyakarta," jelas Sukasno kepada TribunSolo.com, Selasa.
Ia menjelaskan, sapi yang dinamai Bima itu juga pernah jadi calon sapi yang dibeli Presiden Jokowi pada 2022 lalu.
Namun, saat itu, sapi milik Sukasno tidak lolos karena ada penyakit cacing hati.
"Tahun kemarin sudah mau dibeli, namun ada kendala masalah cacing hati sehingga batal itu saya tidak apa-apa saat itu," kata Sukasno.
Pada 2023 ini, sapinya terpilih lagi sebagai calon sapi yang dibeli Jokowi.
Dirinya mengaku sudah diminta untuk menimbang sapi miliknya.
"Setelah ditimbang, hasilnya kami kirim, dan saat itu dari dinas memberikan kabar bahwa tim pemeriksaan kesehatan hewan akan ke sini," tambah Sukasno.
Sementara itu, harga sapi di Kota Probolinggo mulai mengalami kenaikan menjelang Hari Raya Idul Adha 2023.
Kenaikan harga sapi terjadi mulai pekan lalu.
Kepala Bidang (Kabid) Perdagangan, Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan, dan Perikanan (DPKPP), Kota Probolinggo, Suryanto mengatakan kenaikan harga ditandai dengan banyaknya jumlah sapi yang dijual di Pasar Hewan Wonoasih.
"Sejak pasaran pekan lalu, banyak sapi yang masuk dan dijual di Pasar Hewan. Jumlahnya lebih banyak dibanding pasaran biasanya."
"Jumlah pasti sapi yang dijual di pasar hewan masih kami himpun," katanya.
Dia menyebut, kenaikan harga sapi berada dikisaran Rp 1-1,5 juta per ekor.