Ia kerap memukuli para anak-anak di sekitar rumahnya.
Konstantinus akhirya dipasung oleh keluarganya dan dirawat dengan seadanya karena sering mengamuk.
Regina Asut , Ibu Kandung Konstantinus saat ditemui Kompas.com, Sabtu, (8/4/2023), menjelaskan, Konstantinus Pambut adalah anak sulung dari delapan bersaudara.
"Anak saya menderita sakit sejak kelas II SMP di Satarmese tahun 1986. Awalnya, anak saya jatuh dari kuda. Tangan kanannya patah. Saya dan suami membawa berobat tangannya yang patah di Rumah Sakit Cancar dan sembuh," jelasnya.
Setelah tangannya sembuh, lanjut Regina, Konstantinus masih sakit.
Ia jalan-jalan di kampung dengan tak berpakaian.
Naik pohon kelapa, dan terkadang panjat tebing.
Kadang-kadang pula menghilang.
Ia juga sering memukul anak-anak di kampung.
Baca juga: Segera Bebaskan 15 ODGJ yang Masih Dipasung, Dinkes Ponorogo Sebut Ada Tiga Kategori
Kondisi sakitnya semakin parah.
Akhirnya keluarga mengambil keputusan dengan memasungnya di dapur supaya Konstantinus tidak jalan-jalan dan memukul orang di kampung.
"Kurang lebih 33 tahun, Konstantinus dipasung di belakang dapur. Selama ia sakit kami tidak tahu untuk berobat ke mana. Selama dipasung, beberapa dibongkar karena kaki luka dan berulat (belatung). Kami obati kaki yang luka dan sembuh. Tapi, Ia masih mengamuk dan berontak," jelasnya, seperti dikutip TribunJatim.com dari Kompas.com
Regina mengakui bahwa ia tidak sanggup lagi merawat anaknya yang dikurung di kandang (pondok) di belakang rumah.
"Saya sebagai ibu yang mengandung dan melahirkan serta merawat sungguh sangat sengsara dengan derita yang dialami anak saya. Saya yang mandi, bersih kotoran (BAB), memangkas rambut,"
"Kini saya juga sakit. Suami saya juga sedang sakit. Kini Konstantinus dirawat adiknya untuk memberi makan," jelasnya.
Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com