TRIBUNJATIM.COM - Selamat pagi pembaca setia TribunJatim.com.
Bagaimana kabar kalian di hari Selasa pagi yang cerah ini?
Semoga selalu sehat dan bahagia ya.
Sebelum memulai aktivitas di awal pekan ini, simak dulu yuk berbagai kabar terbaru dan berita terpopuler Jatim paling menyita perhatian yang datang dari wilayah Jawa Timur.
Ratusan wali murid menggeruduk UPT SDN 19 Gresik di Kelurahan Indro, Kecamatan Kebomas, Senin (31/7/2023) buntut adanya kebijakan yang mewajibkan siswa membeli buku dengan besaran ratusan ribu rupiah di sekolah.
Kemudian, beberapa hari terakhir, tumpukan sampah kembali menggunung di sejumlah titik di kawasan Kota Bangkalan. Salah satunya tersaji di Rumah Daur Ulang (RDU), Jalan Letnan Sunarto, Jalan RA Kartini.
Tumpukan sampah paling membelalakkan mata tersaji di Rumah Daur Ulang (RDU) yang berlokasi di Jalan Letnan Sunarto, Kelurahan Pangeranan, Senin (31/7/2023) sore. Sampah bahkan meluber hingga menutupi sepertiga jalan raya.
Sejumlah kontainer sampah tampak berjejer dipenuhi sampah. Akses tersebut sempat ditutup untuk sementara, bahkan seorang petugas angkut sampah khusus rumah tangga di Jalan Pertempuran ditolak saat hendak menaruh sampah di RDU itu.
Disusul dengan kabar soal lima tabung gas elpiji 3 kilogram alias elpiji melon di warung olahan ikan laut di Jalan Panglima Sudirman, Dusun Parsean, Desa Randuputih, Kecamatan Dringu, Kabupaten Probolinggo yang digondol maling.
Aksi pencurian tabung gas elpiji ini terekam kamera CCTV warung.
Berikut selengkapnya berita terpopuler Jatim hari ini, Selasa 1 Agustus 2023 di TribunJatim.com.
1. BREAKING NEWS: Ratusan Wali Murid Geruduk SDN 19 Gresik, Protes Kewajiban Beli Buku Paket di Sekolah
Sejak pagi, ratusan wali murid menggeruduk SDN 19 Gresik pada Senin (21/7/2023).
Mereka protes dengan kewajiban membeli buku sekolah dengan harga ratusan ribu.
Lasmono bersama ibu-ibu wali murid duduk di halaman sekolah.
Tanpa beralaskan tikar, hanya berteduh di bawah pohon, menduduki sekolah.
Maklum, dia baru saja membeli buku yang dirasa memberatkan.
Namun, tidak ada kejelasan, hingga rinciannya.
"Kami butuh kejelasan, uangnya untuk apa saja, wali kelas tidak bisa menjawab akhirnya kami kesini," ujarnya.
Berdasarkan informasi yang dihimpun, demo wali murid ini dipicu kebijakan sekolah yang mewajibkan siswa membeli buku paket.
Besarannya berbeda-beda setiap kelas.
Kelas 1 sebesar Rp 563 ribu, kelas 2 Rp 606 ribu, kelas 3 Rp 500 ribu, kelas 4 Rp 812 ribu, kelas 5 Rp 843 ribu dan kelas 6 Rp 583 ribu.
Kurang lebih selama empat jam, wali murid menduduki halaman sekolah meminta kejelasan.
Mereka rela menunggu berjam-jam karena ada perwakilan yang sedang mediasi di dalam ruangan kelas bersama kepala sekolah, komite dan lainnya.
Salah satu ibu wali murid yang enggan disebutkan namanya, mengaku sangat keberatan dengan kebijakan tersebut.
Terlebih lagi, dia memiliki dua orang anak.
Membayar buku yang harganya mahal, membuatnya keberatan dan meminta kejelasan pihak sekolah.
"Bayar Rp 500 ribu, sangat memberatkan karena wajib. Sekarang ada buku tulis Rp 6 ribu harus beli 10. Belum lagi LKS," ujarnya .
Dia terpaksa membayar karena kasihan anaknya jika tidak memiliki buku.
Dulu, wali murid bebas membeli buku di luar sekolah.
Sekarang wajib beli di sekolah.
Sebelumnya, dua sekolah dasar (SD) di Bojonegoro dimerger oleh dinas pendidikan setempat. Keduanya yaitu SD Negeri 3 Sumberejo dan SD Negeri Megale 1.
Proses merger menuai penolakan dari orangtua siswa, hingga berujung pada aksi unjuk rasa di kantor Bupati yang berada di jalan Mastumapel no 1, Jumat (21/7/2023).
Dengan berseragam khas putih merah, anak-anak SD ini hanya bisa membentangkan berbagai poster penolakan merger sekolah.
Tulisan dalam poster itu di antaranya, SD Megale 1 menolak Merger.
Lalu kebijakan merger yang tidak sesuai dengan di lapangan membuat anak didik terlantar.
Kemudian, kami tidak mau sekolah di tanah sengketa.
Mereka tetap semangat dan terus bernegosiasi dengan satpol PP, untuk bisa masuk bertemu dengan bupati Anna Mu'awanah atau pejabat lainnya, namun tetap saja tak ada jawaban yang memuaskan.
"Diknas bilangnya merger itu SK bupati, padahal kita tahu itu tetap usulan dari diknas. Kita yakin Bupati tidak salah namun yang salah adalah Diknas, sehingga kami ingin bertemu bupati untuk menyampaikan masalah ini," kata Yulin salah satu wali murid SDN Sumberejo 3.
Usaha para siswa dan wali murid tidak mendapat jawaban memuaskan, bahkan terus mendapat penolakan dari pihak pengamanan pemkab.
Para siswa dan orang tua akhirnya memilih untuk mendatangi kantor DPRD Bojonegoro untuk meminta solusi.
Bahkan sebelum meninggalkan kantor pemkab, salah satu wali murid berorasi dengan lantang.
2. Aksi Koboi Jalanan Terjadi di Surabaya, Pelaku Aniaya Pemotor, Sok Jago Tenteng Airsoft Gun & Parang
Anto (bukan nama sebenarnya) baru saja mendapat pengalaman buruk.
Gara-gara motor yang ditunggangi bersenggolan dengan mobil, membuat nyawanya terancam.
Pasalnya setelah kejadian itu beberapa detik kemudian pengemudi beserta penumpang keluar dari mobil, lalu menodongkan senjata air soft gun dan parang ke arah dia.
Anto mengalami kejadian tersebut di Jalan Kapasari, Surabaya, pada akhir pekan kemarin.
Sebelum ditodong menggunakan dua sajam Anto juga sempat dianiaya.
Berulang kali mukanya kena bogem mentah.
Kapolsek Simokerto, Kompol Dwi Nugroho mengatakan, kejadian ini kepergok ketika pihaknya menggelar patroli.
Pertikaian kemudian dilerai. Ternyata pengemudi mobil beserta penumpang dalam kondisi mabuk.
"Saking tak sadar sampai-sampai ada yang mengancam akan membunuh nyawa pengendara Anto."
"Andai saja waktu itu tidak segera bergerak sangat mungkin menjadi kejadian yang lebih fatal," kata Dwi.
Identitas tiga orang berlagak seperti koboi jalanan tersebut ialah Hariyanto (40) warga asal Bogen, Nur Fitri (29) warga asal Bubutan dan Roesdarminto (57) warga asal Wiyung.
Mereka malam itu baru saja berkunjung dari sebuah klub.
Di tempat hiburan itu mereka menenggak minuman alkohol.
Kemudian mereka pulang menggunakan mobil jenis mini bus plat nomor mobil K 1633 QG.
Mobil yang ditunggangi bersenggolan di Jalan Kapasari bersenggolan dengan motor.
Saat itu, Anto berhenti lalu mendatangi pengemudi mobil untuk maksud minta maaf.
Terbawa pengaruh alkohol membuat Hariyanto cs mudah sensi.
Niat Anto dikira mengajak ribut.
3. Penampakan Jalanan di Bangkalan Dipenuhi Sampah, Meluber hingga Menutup Sebagian Jalan
Selama bertahun-tahun persoalan sampah di Kabupaten Bangkalan seakan tidak pernah habisnya.
Beberapa hari terakhir, tumpukan sampah kembali menggunung di sejumlah titik di kawasan Kota Bangkalan. Salah satunya tersaji di Rumah Daur Ulang (RDU), Jalan Letnan Sunarto, Jalan RA Kartini.
Tumpukan sampah paling membelalakkan mata tersaji di Rumah Daur Ulang (RDU) yang berlokasi di Jalan Letnan Sunarto, Kelurahan Pangeranan, Senin (31/7/2023) sore. Sampah bahkan meluber hingga menutupi sepertiga jalan raya.
Sejumlah kontainer sampah tampak berjejer dipenuhi sampah. Akses tersebut sempat ditutup untuk sementara, bahkan seorang petugas angkut sampah khusus rumah tangga di Jalan Pertempuran ditolak saat hendak menaruh sampah di RDU itu.
“Ditolak karena tidak bisa menampung, sampah-sampah itu sebelum masuk RDU tidak boleh ada sampah baru. Padahal saya angkut sampah warga dengan gerobak sebanyak dua kali di pagi hari, sore hanya sekali angkut,” singkat petugas angkut sampah, Nahe.
Baca juga: Tumpukan Sampah di Depan Pasar Camplong Sampang Dikeluhkan Warga, DLH Sindir Kesadaran Masyarakat
Baca juga: Picu Tumpukan Sampah, 2 Jembatan di Aliran Sungai Sadar Mojokerto Bakal Direhabilitasi
Selain di RDU Jalan Letnan Sunarto, tumpukan sampah juga terlihat di Jalan RA Kartini, Kelurahan Kraton, dan di pintu masuk Taman Rekreasi Kota (TRK) atau tepat di belakang Stadion Gelora Bangkalan (SGB).
Tiga hari sebelumnya, beredar unggahan video di media sosial terkait tumpukan sampah yang dibakar di kawasan wisata Bukit Jaddih, Desa Parseh, Kecamatan Socah.
Dalam video berdurasi 0.42 detik itu terdengar suara seorang pria dengan nada kritikan terhadap Pemkab Bangkalan.
Baca juga: Selain Diminta Majikan Makan Sampah, Aas TKW Arab Urus Rumah Besar Sendirian, Telanjur Teken Kontrak
‘Baik ini adalah kondisi TPA (Tempat Pembuangan Akhir), TPA baru mungkin ya. Letaknya di Bukit Jaddih kawan-kawan, ini adalah potret ketidak entosan (ketidakmampuan) Pemkab Bangkalan untuk melakukan pengelolaan sampah. Jadinya hanya dibakar, dibakar seperti ini. Dan ini jika semakin lama kondisinya seperti ini tentunya bakal mengganggu lingkungan-lingkungan di lokasi ini’.
Tidak berselang lama, warga akhirnya melakukan penghadangan terhadap truk-truk pengangkut sampah di pintu masuk wisata Bukit Jaddih, Kamis (27/7/2023) pagi. Pengiriman berton-ton sampah ke kawasan wisata alam itu akhirnya terhenti.
4. Tak Puas Gondol 5 Tabung Gas Warung di Probolinggo, Maling Berpakaian Necis juga Bawa 2 Semangka
Lima tabung gas elpiji 3 kilogram alias elpiji melon di warung olahan ikan laut di Jalan Panglima Sudirman, Dusun Parsean, Desa Randuputih, Kecamatan Dringu, Kabupaten Probolinggo, digondol maling.
Padahal, saat ini, elpiji melon susah didapat. Kalaupun ada, harganya mahal.
Aksi pencurian tabung gas elpiji ini terekam kamera CCTV warung.
Pemilik warung, Dewi Wulansari (23) mengatakan, peristiwa pencurian tabung gas elpiji melon ini terjadi pada Sabtu (29/7/2023) sekitar pukul 00.35 WIB.
Pelaku masuk dari pintu triplek warung sisi barat.
"Kamera CCTV warung merekam aksi pencurian. Berdasarkan rekaman CCTV, pelakunya berjumlah dua orang. Keduanya datang ke warung mengendarai motor berboncengan. Pelaku merangsek ke warung lewat pintu sisi barat. Pintu itu dirusak," katanya, Senin (31/7/2023).
Dia menyebut, saat di dalam warung, pelaku berpakaian necis ini menggondol lima tabung elpiji melon.
Lima tabung elpiji melon itu dalam kondisi terisi penuh gas.
Sebab, beberapa jam sebelum pencurian terjadi, Dewi baru saja membeli tabung gas elpiji melon.
Baca juga: Kurangi Kelangkaan Elpiji, Pertamina Banyuwangi Tambah Pasokan hingga 2 Kali Lipat Selama Sepekan
"Pelaku mengenakan jaket hitam, helm hitam, celana jins biru bermasker, bersarung tangan, dan bersepatu. Pakaiaan rapi. Bahkan parahnya, selain elpiji melon, pelaku juga mencuri dua buah semangka di etalase," paparnya.
Dia mengungkapkan, Dewi kelimpungan mencari pengganti lima elpiji yang hilang dicuri.
Apalagi elpiji melon sangat penting untuk menjalankan bisnis kuliner ikan bakarnya.
Untuk membuat sambal dan menggoreng ikan, dia membutuhkan elpiji.
Baca juga: Pertamina Tambah Pasokan 20.000 Tabung Gas Elpiji 3 Kg untuk Tulungagung dan Trenggalek
Supaya bisnis tetap berjalan, dia terpaksa menggunakan tabung gas melon yang tersedia di rumah.
"Sejalan, saya juga berupaya mencari tabung elpiji melon kosong. Saya hampir seharian mencari. Setelah lama mencari, saya mendapatkan tabung elpiji melon kosong di tempat lelang seharga Rp 170-Rp 200 ribu," terangnya.
"Harga tabung gas melon kosong kini terbilang mahal. Biasanya Rp 150 ribu sudah isi gas. Selanjutnya, saya membeli elpiji melon seharga Rp 20 ribu per tabung di toko dekat rumah. Untung tersedia. Kalau dihitung, akibat pencurian, saya merugi sekitar Rp 1 juta," tambahnya.
Saudara Dewi, Imawati (28) menjelaskan, aksi pencurian elpiji melon baru diketahui pukul 06.00 WIB oleh bibinya, Remi Susiadi saat hendak membuka warung.
Baca juga: FAKTA di Balik Video Viral Penangkapan Maling di Surabaya yang Tertidur di Rumah Korban: Bisikan
---
Berita Jatim dan Berita Viral lainnya
Informasi lengkap dan menarik lainnya di GoogleNews TribunJatim.com