TRIBUNJATIM.COM - Kondisi polusi udara di Jakarta makin memburuk, PLN bantah tudingan yang menyalahkan adanya 16 Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU).
Seperti diketahui, 16 PLTU yang dituding jadi penyebab polusi udara di Jakarta ini berbasis batubara.
Namun pihak PLN enggan disalahkan sebagai penyebab polusi udara di Jakarta memburuk.
PLN juga mengungkit soal Covid-19.
Baca juga: Kualitas Udara DKI Jakarta Sangat Buruk, Pegawai Kantor Bakal WFH Lagi, Simak Aturan Ketentuannya
Dikutip dari Kompas.com, hal itu disampaikan Executive Vice President (EVP) Operasi Sistem Ketenagalistrikan PLN, Dispriansyah.
Ia mengatakan, industri PLTU di sekitar Jakarta sudah beroperasi sejak puluhan tahun.
Bahkan kata Dispriansyah, saat pandemi Covid-19, keberadaan PLTU tak memengaruhi kualitas udara Jakarta.
"Itu (PLTU) sudah lama, jadi tidak ada hubungannya yang sekarang ini (polusi udara) dengan PLTU."
"PLTU beroperasi itu dulu zamannya pandemi Covid-19 dia juga beroperasi."
"Terbukti enggak ada masalah polusi itu," kata Dispriansyah saat ditemui di Ayana Midplaza, Jakarta, Selasa (15/8/2023).
Dispriansyah menilai, penyumbang polusi udara di Jakarta saat ini adalah sektor transportasi.
Ditambah, kata dia, cuaca Jakarta tengah kemarau.
"Menurut saya pribadi, bukan karena saya orang PLN ya, ini (polusi udara) karena transportasi yang membuat kondisi saat ini," imbuhnya.
"Ditambah cuaca lebih panas, debu itu berterbangan," tutup Dispriansyah.
Sebelumnya diberitakan, Kepala Divisi Pengendali Lingkungan Indonesian Center for Environmental Law (ICEL), Fajri Fadhillah menjelaskan, keberadaan PLTU turut berkontribusi terhadap polusi udara Jakarta karena beberapa faktor.