"Lalu anak saya bersama teman yang ketemu di toilet tadi bareng mau ambil ponsel masing-masing," jelas Pedrus.
Karena saat mengambil ponsel kurang hati-hati, sehingga tangan anaknya menyentuh wadah makanan yang dibawa dari rumah.
Pedrus lanjut bercerita, usai buang air kecil, keduanya kembali dalam barisan orasi, dan lama kemudian kembali ke kelas masing-masing.
Setibanya di kelas, salah satu teman anaknya mengaku kehilangan ponsel.
"Maka gaduh lah kelas, kemudian kejadian ini oleh siswa yang kehilangan ponsel dilaporkan ke wali kelas, dilanjut ke guru BK," imbuh Pedrus.
"Dari sini anak saya dicecar pertanyaan hingga bingung, karena yang menanyai itu tiga guru BK."
"CCTV juga diputar, dan memang terlihat anak saya masuk ruang kelas, dan ambil ponsel miliknya sendiri," urainya.
Baca juga: Dituduh Maling Bakpia, Nenek Pemulung Nyaris Diamuk Massa, Polisi Kasihan Korban Tinggalnya di Gubuk
Kepala SMAN 2 Nganjuk, Rita Amalisa, membantah jika pihaknya telah mengeluarkan siswi tersebut.
"Itu tidak benar, untuk mengeluarkan siswa itu kan harus melalui prosedur yang jelas, ada panggilan, surat pernyataan."
"Siswa yang dikeluarkan itu harus rapat sekolah dulu," jelas Kepsek SMAN 2 Nganjuk.
"Pernyataan secara lisan dari orang tua bahwa pihak sekolah mengeluarkan secara lisan itu tidak ada," sambungnya.
Menurutnya, jika mengeluarkan siswa harus secara formal, bukan lewat lisan saja.
"Untuk mengeluarkan siswa itu harus secara formal, tidak hanya asal bicara," terangnya.
Tak hanya itu, pihak Kepsek juga membantah menuduh siswinya, MS, mencuri ponsel milik temannya di sekolah.
"Kita memang tidak menuduh anak itu mencuri, kita hanya mencari informasi," jelasnya.