Arti Kata

Arti Kata Piting, Istilah Tengah Viral di Medsos, Perintah Panglima TNI untuk Atasi Pendemo Rempang

Editor: Olga Mardianita
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Panglima TNI, Laksaman Yudo Margono, memerintahkan para prajuritnya untuk memiting pendemo di Rempang, Batam. Lantas, apa arti kata piting tersebut?

Bahkan, kericuhan ini pecah tidak lama saat Kepala BP Batam M Rudi meninggalkan para pedemo.

“Para pedemo minta masuk, namun tidak diakomodasi, sehingga terjadi dorong-dorongan dan mengakibatkan bentrok antara massa dan petugas pengamanan yang berjaga,” kata Reza, salah satu pedemo yang mengaku dari luar Kepri, dikutip dari Kompas.com, Senin (11/9/2023).

Reza mengaku kaget karena awalnya unjuk rasa ini berjalan aman dan tertib.

Para pedemo terlihat adem dan fokus mendengarkan apa yang disampaikan orator.

“Padahal, saat kepala BP Batam menemui kami, situasi masih kondusif, namun tidak beberapa lama, begitu kepala BP Batam pergi, aksi ricuh kemudian terjadi,” ungkap Reza.

Reza mengaku keributan ini tidak berlangsung lama.

Saat para pedemo yang berada di gerbang samping Kantor BP Batam berhasil menjembol pintu pagar, saat itulah aksi mencekam langsung terjadi.

Baca juga: Panglima Pajaji Gercep Tanggapi Serius Perintah Aneh Panglima TNI soal Penanganan Warga Rempang

Aksi unjuk rasa atau demo yang dilakukan ribuan warga Melayu, mulai dari Kepulauan Riau (Kepri), Riau, Jambi, Kalimantan Barat maupun sejumlah daerah lainnya yang dilakukan di depan kantor BP Batam berakhir ricuh. Diduga kericuhan ini terjadi dikarenakan permintaan pendemo yang tidak diakomodir oleh pihak BP Batam. (KOMPAS.COM/HADI MAULANA)

“Saat itulah terjadi lemparan batu, kayu balok, hingga botol air mineral, yang kemudian dibalas tembakan gas air mata dan tembakan air dari mobil water cannon milik polisi,” ungkap Reza.

Bahkan, dari pelemparan itu, Gedung Bida Utama ruangan Hak Legalitas atas Lahan, kaca jendelanya hancur terkena lemparan batu dan kayu balok.

Tidak itu saja, dua anggota polisi yakni Brigadir Andika yang bertugas di unit Jatanras Polresta Barelang menjadi korban amukan massa.

Beruntung rekan-rekannya segera menyelamatkan sehingga Andika bisa diselamatkan.

Tidak hanya itu, seorang anggota Provos Polresta Barelang Aiptu Supriadi atau yang akrab disapa Joker juga turut terkena lemparan batu yang dilayangkan massa, hingga membuat darah terus keluar dari kepala Joker.

Sampaikan 5 tuntutan

Dalam aksinya, para pengunjuk rasa menyampaikan 5 tuntutan.

Yakni menolak penggusuran 16 kampung tua yang ada di Pulau Rempang, Galang.

Kemudian mendesak Polri membubarkan posko terpadu yang didirikan di Pulau Rempang, menghentikan intimidasi dan kekerasan terhadap warga.

Selanjutnya, menuntut Presiden Jokowi membatalkan penggusuran 16 kampung tua.

Serta mencopot M Rudi sebagai Kepala BP Batam dan membebaskan masyarakat Pulau Rempang yang ditahan tanpa syarat.

Sementara itu, Kepala BP Batam M Rudi yang sempat menemui pedemo mengatakan, hal ini bukanlah kewenangan dirinya, tetapi pemerintah pusat.

“Pengembangan Pulau Rempang bukanlah kewenangan BP Batam, akan tetapi kewenangan Pemerintah pusat. Dalam hal ini kami hanya perpanjangan tangan pemerintah pusat saja,” ungkap Rudi.

Rudi menjelaskan, pada pertemuan sebelumnya, pihaknya telah menawarkan perwakilan warga untuk ikut bertemu langsung dengan Pemerintah Pusat.

Baca juga: Ayah Teriak Tolong Anak Pingsan saat Warga dan Aparat Batam Bentrok, Istri Panik: Kena Gas Air Mata

Bentrok antara warga dan tim gabungan di Pulau Rempang, Galang, Batam, Kepulauan Riau (Kepri) akhirnya pecah. Ratusan orang yang mengaku masyarakat setempat memblokir jalan karena menolak masuknya tim gabungan yang hendak melakukan pengukuran lahan di Pulau Rempang tersebut. (DOK BP BATAM)

Namun, hingga saat ini tawaran tersebut tidak ada jawaban.

“Kami di sini sama sekali tidak memiliki kewenangan, semua kewenangan berada di pemerintah pusat. Jadi kami harap saudara semua bisa memaklumi hal ini,” ungkap Rudi.

Untuk saat ini, suasana di kawasan Batam Centre berangsur kondusif, baik aparat maupun pedemo, saat ini sama-sama menahan diri.

Para pedemo akhirnya membubarkan diri usai berhasil dipukul mundur oleh aparat hingga di sekitar Masjid Raya Batam Centre.

Sebeluumnya, kericuhan yang terjadi di Pulau Rempang, Batam, Kamis (7/9/2023), membuat sejumlah pelajar sekolah dasar (SD) di Pulau Rempang ketakutan.

Arsyid, salah seorang guru di di SD Pulau Rempang, langsung berinisiatif mengumpulkan semua siswa di satu kelas.

Anak didiknya berteriak histeris saat terdengar suara bentrokan di sekitar sekolah mereka.

“Saat itu sedang proses belajar mengajar. Namun, setelah terdengar suara letupan seperti suara pistol, anak yang sebelumnya tenang belajar, seketika berteriak histeris. Makanya, kami para guru langsung berinisiatif mengumpulkan anak-anak di satu ruangan,” kata Arsyid.

Baca juga: Sikap Ustaz Abdul Somad Soal Kisruh di Rempang Tolak Pembangunan Eco City, Bela Warga, Ini Seruannya

Para pelajar kemudian dijemput orangtua mereka.

“Alhamdulillah, para orangtua spontan menjemput anak-anak mereka, karena lokasi gedung sekolah cukup dekat sekali dengan lokasi kericuhan yang terjadi,” papar Arsyid.

“Untuk yang tidak dijemput, kami ungsikan ke rumah warga terdekat, karena sebagian anak-anak ada yang sudah menangis hingga tersedu-sedu,” ungkap Arsyid.

Sebelumnya diberitakan, terjadi bentrok antara warga Pulau Rempang, Batam, Kepulauan Riau, dengan tim gabungan yang terdiri dari TNI, Polri, Direktorat Pengamanan Badan Pengusahaan (BP) Batam, dan Satpol PP di Pulau Rempang, Kamis (7/9/2023).

Bentrokan terjadi karena warga menolak pengembangan kawasan ekonomi Rempang Eco City di lokasi tersebut.

-----

Artikel ini telah ditayangkan Kompas.com

Berita Jatim dan arti kata lainnya.

Berita Terkini