TRIBUNJATIM.COM - Prabowo Subianto, Ganjar Pranowo, dan Anies Baswedan hingga kini menjadi calon Presiden (Capres) terkuat jelang Pemilu 2024.
Hingga kini, baru Anies Baswedan yang sudah mendeklarasikan calon Wakil Presidennya.
Sempat digadang-gadang bakal bersanding dengan Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).
Namun, Anies Baswedan ternyata mendeklarasikan Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Muhamin Iskandar alias Cak Imin sebagai Cawapres.
Keputusan Anies Baswedan gandeng Cak Imin ini jadi sorotan.
Apakah Cak Imin mampu dingkrak suara Anies Baswedan dalam Pilpres 2024?
Baca juga: Hasil Survei Capres 2024 Indikator Politik: Ganjar Dinilai sebagai Capres Paling Didukung Jokowi
Baca juga: Hasil Survei Capres 2024 Versi SMRC: Ganjar Pranowo Moncer di Jawa Timur, Anies Makin Tertinggal
Baca juga: Survei Polling Institute: Erick Thohir Cocok Dampingi Prabowo, Khofifah Menguat Masuk Radar Cawapres
Lingkaran Survei Indonesia atau LSI Denny JA kemudian mengukur tingkat popularitas dan kesukaan masyarakat terhadap dua tokoh tersebut.
Hasil survei menunjukkan, AHY dikenal oleh 65,9 persen responden, sedangkan yang mengenal Cak Imin hanya 49 persen responden.
Begitu pula dengan tingkat kesukaan masyarakat, AHY unggul karena disukai oleh 68,3 persen responden, sedangkan yang menyukai Cak Imin 61,5 persen responden.
Menurut Peneliti LSI Denny JA Adjie Alfaraby, tingkat kesukaan terhadap Cak Imin yang lebih rendah itu turut mempengaruhi elektabilitas Anies Baswedan.
"Ketika dipilih Cak Imin, yang lebih tidak dikenal dan kurang disukai dibanding AHY, ini kemudian menyebabkan elektabilitas Pak Anies cenderung menurun," kata Adjie dalam konferensi pers daring di akun YouTube LSI Denny JA, Senin (2/10/2023).
Berdasarkan survei elektabilitas LSI Denny JA pada Agustus 2023, tingkat keterpilihan Anies Baswedan adalah 19,7 persen.
Namun, dari survei yang digelar tepat dua hari setelah deklarasi Anies-Cak Imin, elektabilitas Anies anjlok menjadi 14,5 persen pada September 2023.
Survei LSI Denny JA ini dilakukan terhadap 1.200 responden di Indonesia.
Sampel dipilih menggunakan metode multi-stage random sampling.
Data diambil pada periode 4-12 September 2023 menggunakan metode wawancara tatap muka dengan kuesioner.
Survei ini memiliki toleransi kesalahan (margin of error) sekitar 2,9 persen dan tingkat kepercayaan 95 persen persen.
Baca juga: Hasil Survei Litbang Kompas: Banyak Pemilih Perempuan Pilih Ganjar Pranowo, Ternyata Ini Alasannya
Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA pun menunjukkan perbedaan sebaran dukungan terhadap Anies Baswedan, Ganjar Pranowo, dan Prabowo Subianto di Indonesia.
Peneliti LSI Adjie Alfaraby mengatakan, dari lima provinsi terbesar, Prabowo disebut memiliki elektabilitas yang unggul di tiga Provinsi.
"(Prabowo) Jawa Barat, Jawa Timur, dan Banten.
Ganjar unggul di dua Provinsi, Jawa Tengah dan Sumatera Utara," ujar Adjie dalam konferensi pers di Kantor LSI Denny JA di Rawamangun, Jakarta Timur, Senin (2/10/2023).
Berdasarkan survei LSI Denny JA, di Jawa Barat, Prabowo mendapat dukungan suara 37,6 persen, Ganjar 26,7 persen, Anies 23,3 persen, dan 12,4 persen responden tidak menjawab.
Hasil Survei LSI Denny JA Kemudian, di Jawa Timur, Prabowo 44,2 persen, Ganjar 41,5 persen, Anies 11,5 persen, dan 2,8 persen responden tidak menjawab. Untuk Jawa Tengah, Ganjar jauh di atas angin dengan elektabilitas 73,3 persen.
Disusul Prabowo 10,3 persen dan Anies 6,8 persen.
"Sumatera Utara dikuasi Ganjar 65 persen, 30 persen Prabowo, dan Anies lims persen," kata Adjie.
Terakhir, di Provinsi Banten, Prabowo unggul 51,3 persen. Diikuti Anies 30,0 persen dan Ganjar 13,3 persen.
Sementara responden yang tidak menjawab 5,4 persen. LSI Denny JA juga memberikan kategori teritori enam wilayah pulau di Indonesia.
Prabowo dan Ganjar bersaing ketat menguasai enam wilayah.
Prabowo disebut unggul di tiga wilayah, yaitu Pulau Sumatera, Sulawesi, dan Maluku-Papua.
"Ganjar unggul di Jawa, Kalimatan, dan Bali-Nusa Tenggara," ujar Adjie.
Survei yang dilakukan LSI Denny JA menggunakan metode multi-stage random sampling dengan jumlah responden 1.200 orang.
Adjie mengatakan, teknik pengumpulan data tidak menggunakan sosial media melainkan tatap muka dan menggunakan metode kuisioner.
"Margin of error survei ini lebih kurang 2,9 persen," katanya. Adapun waktu pengumpulan sampling dilakukan pada 4-12 September 2023. "Dilengkapi dengan riset kualitatif," ujar Adjie.
Berita tentang Pemilu 2024 lainnya