Terlebih kata Riza, jika mendasar pada amanat Undang-Undang dan konstitusi, hanya ada satu orang yang maju sebagai presiden maupun wakil presiden.
"Semua calon baik semua. Semua NKR, semua Pancasila, semua ingin memajukan bangsa Indonesia, menyejahterakan rakyat Indonesia," kata dia.
"Namun karena seat, tempatnya cuma satu, tentu nanti akan dimusyawarahkan dengan pimpinan Partai politik," tukas Riza.
Pertemuan Khofifah dengan Ketum Partai Golkar
Acara Peringatan Maulid Nabi SAW 1445 Hijriah di Alun-Alun Tuban Selasa (3/10/2023) beraroma politik.
Selain karena digelar oleh Partai Golkar, usai acara tersebut juga ada secuil 'pertemuan politik' antara Ketua Umum (Ketum) Partai Golkar Airlangga Hartarto dengan Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa.
Secuil 'pertemuan politik' antara penggede Partai Golkar dengan penggede Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) itu berlangsung di Rumah Dinas Bupati Tuban Aditya Halindra Faridzky yang bersebelahan dengan Pendopo Kridomanunggal Tuban.
Pertemuan dimaksud, dimulai dengan pemotongan tumpeng oleh Airlangga Hartato.
Potongan tumpeng pertama, diberikan Airlangga kepada Khofifah.
Potongan tumpeng kedua, diberikan Airlangga kepada Ketua Partai Golkar Jatim Sarmuji.
Lepas seremoni penuh semiotika itu, Airlangga dan Khofifah kemudian bercakap-cakap di ruang tersendiri.
Sayang, isi percakapan keduanya tak dibuka ke publik.
Namun, ada isu, melalui percakapan itu Airlangga ingin menggaet Khofifah menjadi calon wakil presiden (cawapres) dari Koalisi Indonesia Maju.
Mendampingi Prabowo Subianto selaku calon presiden (capres) dari koalisi berisi Partai Golkar, Gerindra, dan Partai Amanat Nasional (PAN) tersebut.
Baca juga: PPP Optimis Sandiaga Uno Masih Kandidat Kuat Cawapres Ganjar, Meski Nama Khofifah dan Mahfud MD Kuat
Dihubungi Tribunjatim.com perihal isi percakapan antara Airlangga dan Khofifah di rumah dinasnya, Bupati Tuban Aditya Halindra Faridzky belum memberi tanggapan.