"COWOK BOLEH NANGIS GAK SI. GUE PALING GAK BISA KALAU SOAL ORANG TUA, SEBAB GUE UDAH GA ADA ORANG TUA, NENEK KAKEK JUGA GAK ADA," beber HND.
Diketahui sang ibu, Rahmah, kini berusia 73 tahun.
Sejak setahun lalu ia sudah benar-benar memerlukan bantuan Hamzah, walau untuk sekedar duduk.
Hari-harinya sudah banyak dihabiskan di atas kasur, lantaran untuk berpindah tempat memerlukan bantuan orang lain.
Berbeda dengan Rahmah, kondisi Satunah jauh lebih baik.
Meski penyandang disabilitas, ia masih bisa untuk sekedar berjalan dan makan sendiri.
Hamzah menceritakan, ia merupakan anak ketiga dari tiga bersaudara.
Namun dua saudara lelakinya sudah berkeluarga, sehingga dua lansia di rumah tersebut, ia yang mengurusnya.
Hamzah menyebut jika Rahmah justru sudah tak mengingat nama dua anak lelakinya dan hanya mengenali Hamzah saja.
Padahal dua kakak lelakinya tersebut tinggal di kota yang sama.
Namun memang tak seintens dirinya dalam mengurus ibu lantaran sudah berkeluarga.
"Enggak pernah bilang apa-apa, bahkan pas di tanya orang-orang, yang disebut nama saya saja."
"Sudah lupa sama anaknya yang lain," ungkap Hamzah kepada Tribun Jakarta, Sabtu (2/9/2023).
Ia melanjutkan, tepat setahun lalu, kondisi ibunya kian parah dan membuatnya harus ekstra sabar dalam mengurusnya.
Kaki ibunya menjadi kaku setelah jatuh waktu ditinggal Hamzah pergi bekerja sehingga susah berjalan.
"Ibu sudah pikun dan sedikit terganggu mentalnya. Kakinya kaku karena habis jatuh pas saya tinggal kerja."
"Jadi susah berjalan. Pandangannya juga sudah kabur," ungkap Hamzah.
Kendati demikian, Hamzah mengaku ada satu momen yang membuatnya sempat menangis.
Hatinya terasa pilu ketika mendapati kenyataan penglihatan ibunya yang sudah mulai kabur.
Saat itu air matanya mengalir begitu saja.
Hal yang paling ia takuti akhirnya terjadi.
Padahal selama ini ia sudah berusaha keras untuk tak menangis di hadapan sang ibu.
Namun pertahanannya runtuh juga, isak tangisnya kala itu sampai diketahui sang ibu.
"Pas tahu penglihatan ibu sudah kabur, baru aku nangis sambil nyuapin," beber Hamzah.
Sejak kejadian itu, ia bertekad untuk jauh lebih kuat dan tegar.
Kini dirinya mengaku menjadi jauh lebih ikhlas dengan apa yang sudah digariskan.
Hamzah sekarang bertekad hanya ingin fokus merawat ibu dan tantenya saja.
Sehingga ia harus pintar membagi waktu antara bekerja dan menjalani aktivitasnya di rumah.
Meski bosnya mentolerir keterlambatannya sewaktu berangkat kerja, Hamzah tetap berusaha semaksimal mungkin datang tepat waktu.
Begitupun ketika jam pulang kerja tiba, ia akan bergegas sampai di rumah tanpa berpikir untuk mampir bermain.
Meski jadi jarang bergaul, Hamzah berharap kelak mendapatkan jodoh yang baik di kemudian hari.
"Belum (soal pasangan). Yang penting menerima keadaanku saat ini sudah alhamdulillah."
"Kalau masalah penampilan itu bonus," ungkapnya kepada Tribun Jakarta, Sabtu (2/9/2023).
Meski begitu, hingga saat ini, Hamzah masih ingin fokus untuk merawat ibu dan tantenya.
Apalagi ibunya harus dibantu untuk sekedar berpindah tempat, termasuk untuk berjemur setiap pagi.
"Kalau cuma teman chat sih ada. Kalau dibilang deket sih enggak," kata Hamzah.
"Soalnya saya sendiri juga masih ingin sedikit menghindari jatuh cinta atau menikah dulu, karena takutnya rumah tangga amburadul (berantakan)," jelasnya.
"Tapi kalau memang ada yang bener-benar serius menerima saya, insyaallah saya usahakan untuk segera meminangnya," pungkas Hamzah.