TRIBUNJATIM.COM - Sindiran warganet soal Mahkamah Konstitusi (MK) menjadi Mahkamah Keluarga ditanggapi santai oleh Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka.
Putra Presiden Jokowi itu menyebut kalau sindiran itu adalah penilaian dari warga.
Diketahui sebelumnya, gugatan soal aturan batas usia Capres-Cawapres akan dibacakan oleh MK pada (16/10/2023).
Bermunculan tudingan soal gugatan itu adalah untuk memuluskan langkah Gibran jadi Cawapres.
Terlebih, sosok Ketua MK sekarang dijabat Anwar Usman, paman Gibran.
Baca juga: Ratusan Pemuda di Situbondo Solid Dukung Gibran Rakabuming Raka Jadi Cawapres di Pilpres 2024
Informasi lengkap dan menarik lainnya di GoogleNews TribunJatim.com
"Kalau itu biar warga yang menilai," kata Gibran, Kamis (12/10/2023).
Bagi Putra Sulung Presiden Joko Widodo (Jokowi) itu, sindiran Mahkamah Keluarga adalah masukan dari masyarakat.
"Monggo kalau itu kan masukan dan penilaian dari warga. Tidak tersinggung," sambungnya.
Gibran juga tidak mau memberikan tanggapannya terhadap gugatan batas usia Capres-Cawapres yang diajukan PSI.
"Itu monggo, para-para penggugat yang ditanya. Jangan ditanya ke saya, tanya penggugatnya," urai Gibran.
Terkait dengan ambisi di dunia politik, Gibran menyebut dirinya tidak memiliki ambisi apapun meski banyak gelombang dukungan yang memintanya menjadi mendampingi Ketum Gerindra Prabowo Subianto untuk Pilpres 2024.
"Kalau saya mengalir saja," pungkasnya. (*)
Prabowo berkali-kali pinang Gibran
Prabowo Subianto disebut sudah berkali-kali meminta Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka untuk menjadi bakal calon wakil Presiden (Bacawapres).
Memang nama putra Presiden Jokowi itu santer dikaitkan dengan Prabowo Subianto.
Meski usia dari Gibran Rakabuming masih belum cukup untuk mendaftar menjadi cawapres.
Selain itu, Gibran juga menjelaskan dari kesediannya soal pinangan Prabowo.
"Semua orang kan sudah tahu. Beliau (Prabowo) sudah minta berkali-kali (jadi cawapres)," kata Gibran, saat ditemui di kantornya, Senin (9/10/2013).
Bahkan, Prabowo pun telah membawa usulan ini ke forum koalisi.
Gibran meminta publik untuk menunggu putusan Mahkamah Konstitusi (MK).
Baca juga: Kode Gerindra Soal PSI Bakal Dukung Prabowo di Pilpres 2024, Disambut Relawan: 100 Persen Yakin
Informasi lengkap dan menarik lainnya di GoogleNews TribunJatim.com
Seperti telah diketahui, jalannya menjadi bacawapres masih terganjal batas usia di UU Pemilu yang belum mencapai batas minimal 40 tahun.
"Ya ditunggu saja di MK," jelas Gibran.
Saat ditanya Prabowo mengenai kesediaannya menjadi bakal cawapres, Gibran mengaku menjawab bahwa saat ini ia masih belum cukup umur.
"Umurnya tidak cukup. Kan tidak cukup," terangnya.
Ia juga telah melaporkan hal ini kepada pimpinan di PDI Perjuangan termasuk dengan Ketua DPP PDIP Puan Maharani dan Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto.
"Dan sudah saya laporkan ke pimpinan. Ke Pak Sekjen, ke Mbak Puan, dan lain-lain," jelasnya.
Terakhir, Solidaritas Ulama Muda Jokowi (Samawi) yang mengajukannya menjadi cawapres untuk Prabowo.
Di momen inilah Prabowo berujar akan membawanya ke forum koalisi.
"Ya nggak gimana-gimana. Silakan," ujar Gibran.
Sebelumnya Relawan Alap-Alap Jokowi juga menyatakan dukungan serupa. Ia sendiri terus menjalin komunikasi dengan relawan.
"Aspirasi dari siapa aja kemarin. Alap-alap. Silakan ditampung aja. Saya dengan semuanya komunikasi. Itu saya kembalikan lagi ke beliau (Prabowo). Relawan kami naungi semua," tuturnya.
Partai Gerindra menganggap usulan Relawan Solidaritas Ulama Muda Jokowi (Samawi) soal Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka menjadi bakal cawapres adalah bukti dukungan Presiden Joko Widodo (Jokowi) ke Prabowo Subianto.
"Saya nganggapnya begitu," kata Sekretaris Jenderal Partai Gerindra Ahmad Muzani.
Muzani menyebutkan Prabowo kini masih sedang menimbang usulan dari relawan Samawi tersebut. Sebaliknya, Eks Danjen Kopassus tersebut pun menghargai usulan tersebut.
"Terhadap pikiran, pandangan, dan pendapat Samawi tersebut Pak Prabowo mencatat, menghargai, dan menyimak dengan seksama atas aspirasi tersebut," katanya.
Tak hanya Gibran, kata dia, Prabowo juga mencatat aspirasi dari berbagai macam komponen masyarakat lainnya.
Dia bilang, semua nama yang dimajukan orang-orang yang berniat memberikan pengabdian terbaik bagi bangsa.
Namun begitu, Muzani menyatakan nama-nama itu harus dibicarakan bersama-sama dengan partai koalisi Indonesia maju.
"Tentu saja supaya keputusan ini menjadi keputusan bersama, termasuk nama Mas Gibran dan nama-nama lain nanti oleh Pak Prabowo akan diajukan di atas meja untuk dibicarakan bersama-sama," katanya. (Tribun Network/igm/mad/wly)
Nama Gibran dan Khofifah dipertimbangkan
Prabowo Subianto kini dikaitkan dengan nama putra Presiden Jokowi dan Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa.
Bahkan, dua nama itu tengah dibahas di internal Koalisi Indonesia Maju (KIM) sebagai bakal calon wakil presiden (cawapres) Prabowo Subianto.
Meski sampai saat ini masih belum ada kejelasan siapa yang akan menjadi Bacawapres dari Prabowo Subianto.
Prabowo Subianto kini masih belum mengumumkan secara resmi siapa bakal calon wakil
Baca juga: Prabowo Subianto Mulai Kejar Elektabilitas Ganjar Pranowo di Jawa Timur, Indikator Politik: Menarik
Presiden yang akan mendampinginya di Pilpres 2024.
Ketua DPD Partai Gerindra DKI Jakarta A. Riza Patria menyatakan, nama Gibran turut dibahas dalam internal KIM karena kata dia Wali Kota Solo itu merupakan salah satu sosok yang diusulkan.
"Melalui parpol yang mengusulkan secara langsung yaitu dari PBB, partai Pak Yusril, PBB mengusulkan Mas Gibran," kata Riza kepada awak media saat ditemui di kawasan Jagakarsa, Jakarta Selatan, Minggu (8/10/2023).
Tak hanya oleh parpol dalam hal ini PBB, nama Gibran juga kata Riza turut diusulkan oleh beberapa relawan.
Termasuk kata Riza, relawan pendukung Jokowi.
"Di luar itu banyak sekali organisasi relawan Pak Jokowi maupun pendukung relawan yang ikut mengusulkan Mas Gibran menjadi cawapres pak Prabowo," kata dia.
Tak hanya Gibran, mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta itu menyebut, salah satu nama yang turut dibahas adalah Khofifah Indar Parawansa.
Serupa dengan Gibran, nama Khofifah juga kata Riza merupakan salah satu sosok yang diusulkan berbagai pihak.
"Ya nama bu Khofifah juga banyak diusulkan oleh pribadi-pribadi, oleh tokoh-tokoh," kata dia.
Hanya saja, perihal siapa yang nantinya bakal mendampingi Prabowo kata Riza, akan turut ditentukan oleh para ketua umum parpol yang berada di KIM.
Terlebih kata Riza, jika mendasar pada amanat Undang-Undang dan konstitusi, hanya ada satu orang yang maju sebagai presiden maupun wakil presiden.
"Semua calon baik semua. Semua NKR, semua Pancasila, semua ingin memajukan bangsa Indonesia, menyejahterakan rakyat Indonesia," kata dia.
"Namun karena seat, tempatnya cuma satu, tentu nanti akan dimusyawarahkan dengan pimpinan Partai politik," tukas Riza.
Pertemuan Khofifah dengan Ketum Partai Golkar
Acara Peringatan Maulid Nabi SAW 1445 Hijriah di Alun-Alun Tuban Selasa (3/10/2023) beraroma politik.
Selain karena digelar oleh Partai Golkar, usai acara tersebut juga ada secuil 'pertemuan politik' antara Ketua Umum (Ketum) Partai Golkar Airlangga Hartarto dengan Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa.
Secuil 'pertemuan politik' antara penggede Partai Golkar dengan penggede Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) itu berlangsung di Rumah Dinas Bupati Tuban Aditya Halindra Faridzky yang bersebelahan dengan Pendopo Kridomanunggal Tuban.
Pertemuan dimaksud, dimulai dengan pemotongan tumpeng oleh Airlangga Hartato.
Potongan tumpeng pertama, diberikan Airlangga kepada Khofifah.
Potongan tumpeng kedua, diberikan Airlangga kepada Ketua Partai Golkar Jatim Sarmuji.
Lepas seremoni penuh semiotika itu, Airlangga dan Khofifah kemudian bercakap-cakap di ruang tersendiri.
Sayang, isi percakapan keduanya tak dibuka ke publik.
Namun, ada isu, melalui percakapan itu Airlangga ingin menggaet Khofifah menjadi calon wakil presiden (cawapres) dari Koalisi Indonesia Maju.
Mendampingi Prabowo Subianto selaku calon presiden (capres) dari koalisi berisi Partai Golkar, Gerindra, dan Partai Amanat Nasional (PAN) tersebut.
Baca juga: PPP Optimis Sandiaga Uno Masih Kandidat Kuat Cawapres Ganjar, Meski Nama Khofifah dan Mahfud MD Kuat
Dihubungi Tribunjatim.com perihal isi percakapan antara Airlangga dan Khofifah di rumah dinasnya, Bupati Tuban Aditya Halindra Faridzky belum memberi tanggapan.
Hingga berita ini rampung ditulis, Bupati Tuban yang juga Ketua Partai Golkar Tuban itu belum merespon konfirmasi yang diupayakan media ini.
Namun, Sekretaris Partai Golkar Tuban Suratmin tak menampik isu tersebut. Dia menyebut, memang ada kemungkinan melalui percakapan di rumah dinas Bupati Tuban itu, Airlangga sedang 'merayu' Khofifah untuk menjadi cawapres dari Koalisi Indonesia Maju. "Semua bisa saja terjadi," ujarnya kepada Tribunjatim.com, Rabu (4/10/2023) siang.
Namun, kepastiannya seperti apa, Ketua Fraksi Golkar Berbintang DPRD Tuban ini mengaku kurang berani memastikan. "Yang jelas, kami yang di bawah ini siap mendukung penuh apapun yang dilakukan atau diputuskan pimpinan (Airlangga, red)," tuturnya diplomatis.
Sebagaimana diketahui, aroma politik terendus pada acara peringatan Maulid Nabi SAW 1445 Hijriah di Alun-Alun Tuban, Selasa (3/10/2023) malam. Acara dihadiri Airlangga, penggede Partai Golkar pusat lain, jajaran Partai Golkar Jatim dan Tuban selaku tuan rumah itu, juga menghadirkan para birokrat Pemprov Jatim yang dipimpin Khofifah.
Hadir juga dalam acara yang dipandu Gus Miftah itu, para pengurus partai politik dalam Koalisi Indonesia Maju di Jatim. Serta, nampak pula Tanfidziyah Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jatim Kiai Marzuqi Mustamar.
Saking politisnya acara peringatan Maulid Nabi di jantung Kabupaten Tuban itu, dalam sambutan acara Airlangga menyampaikan agar masyarakat Kabupaten Tuban betul-betul memilih pemimpin yang tepat di momen Pilpres 2024 mendatang. Paling tidak, karakter atau akhlaknya serupa Nabi Muhammad SAW.
Ketum Partai Golkar yang juga Menteri Bidang Perekonomian itu menekankan, jangan sampai Pilpres 2024 mendatang jadi ajang memecah belah. Perbedaan politik itu biasa. Tiap-tiap pemilu justru diharap membawa kegembiraan dan kebahagiaan.
"Kita harus mengedepankan politik yang santun dengan ide dan gagasan untuk kesejahteraan rakyat," tegasnya.
Di saat menutup sambutan, Airlangga juga menyenggol relasi Partai Golkar dengan NU melalui sebuah pantun yang bunyinya sebagai berikut:
Dua sejoli bergandengan tangan
Pergi merantau ke Tuban
NU dan Partai Golkar selalu sejalan
Membawa Indonesia maju ke tujuan
Sebagian artikel ini telah tayang di Tribunnews.com
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Akui Berkali-kali Diminta Prabowo Jadi Cawapres, Gibran: Ya Ditunggu Saja di MK
Artikel ini telah tayang di TribunSolo.com