Berita Surabaya

Dinas Kesehatan Minta Warga Surabaya Dukung Langkah Pemerintah Cegah Penyakit Cacar Monyet

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Surabaya Nanik Sukristina dikonfirmasi di Surabaya. Minta masyarakat dukung pemerintah dalam pencegahan penyakit cacar monyet

TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Dinas Kesehatan Surabaya mengimbau masyarakat untuk ikut mewaspadai penyebaran penyakit Cacar Monyet atau Monkeypox (Mpox).

Sekalipun penyakit tersebut belum ditemukan di Surabaya, masyarakat tetap harus mendukung langkah preventif pemerintah.

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Surabaya Nanik Sukristina menjelaskan, penyakit ini belum ditemukan di Kota Pahlawan.

"Meski penyakit Mpox telah ditemukan di Indonesia, di Kota Surabaya sampai dengan hari ini belum ada kasus Mpox yang dilaporkan," kata Nanik, Rabu (1/11/2023).

Walaupun demikian, masyarakat tetap harus mewaspadai gejalanya. Sehingga, bisa mengantisipasi sedini mungkin. "Masyarakat perlu waspada, serta mengenali gejalanya," katanya.

Baca juga: Nyali Pelajar SMA di Surabaya, Bikin Grup Facebook Berisikan Gadis untuk Dijajakan, Diamankan Polisi

Penyakit Mpox dapat menular ke semua usia. Penularan Mpox pada manusia dapat melalui kontak dengan hewan atau manusia yang terinfeksi melalui percikan droplet. "Serta, ibu hamil ke janin melalui plasenta," katanya.

Gejalanya, pasien cacar monyet biasanya demam dengan suhu badan di atas 38 derajat celcius. Kemudian, muncul ruam/lesi/keropeng kulit pada area wajah, telapak tangan dan kaki, serta alat kelamin.

Selanjutnya, terjadi pembengkakan kelenjar getah bening di leher, ketiak atau selangkangan. Lalu, sakit kepala hebat, nyeri otot, sakit punggung, serta kelelahan tubuh.

Apabila ditemukan kasus dugaan Mpox, maka pasien akan dirujuk ke rumah sakit yang memiliki ruang isolasi khusus. "Tentunya, ini sesuai tatalaksana kasus sesuai standar," katanya.

Sebab, Mpox berbeda dengan penyakit cacar air. Perbedaan khas Mpox terdapat pembengkakan kelenjar getah bening, sedangkan pada cacar air tidak ada.

Bentuk mitigasinya, masyarakat harus menghindari kontak langsung dengan hewan penular yang diduga terinfeksi Mpox. Di antaranya, hewan pengerat, yaitu tupai, tikus, dan hamster, Lalu jenis hewan marsupial, seperti koala dan tikus berkantung, dan primata non-manusia seperti monyet dan kera baik mati atau hidup.

Selanjutnya, menghindari mengkonsumsi atau menangani daging yang diburu dari hewan liar. Lalu, membiasakan mengonsumsi daging yang sudah dimasak dengan benar, menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) lengkap saat menangani hewan yang terinfeksi.

Pihaknya juga mengimbau pelaku perjalanan yang baru kembali dari wilayah terjangkit segera memeriksakan dirinya jika mengalami gejala dan menginformasikan riwayat perjalanannya.

Seseorang yang mengalami gejala Mpox harus diisolasi dan dipantau sesuai petunjuk tenaga kesehatan. "Seseorang yang mengalami gejala mengarah Mpox tidak boleh menghadiri acara, pesta, atau pertemuan," ujar dia.

Bahkan, tenaga kesehatan yang merawat kasus harus menerapkan Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI), termasuk penggunaan APD yang sesuai.

Halaman
12

Berita Terkini