TRIBUNJATIM.COM - Beberapa orang perlu menurunkan berat badan untuk mendapatkan berat badan ideal.
Salah satu cara efektif untuk menurunkan berat badan adalah dengan menerapkan menu diet.
Jika Tribunners bingung bagaimana mengatur menu diet, berikut tersaji resep dari dr Zaidul Akbar.
Belakangan menu diet ala dr Zaidul Akbar ini viral di TikTok.
Menu diet ala dr Zaidul Akbar disebut efektif untuk menurunkan berat badan dalam waktu satu minggu.
Resep menu diet ala dr Zaidul Akbar ini disebut 7 Days Challenge JSR.
Istimewanya lagi '7 Days Challenge JSR' termasuk menu diet yang mudah diikuti.
Berikut tersaji resep makan pagi hingga malam dengan menu diet 7 Days Challenge JSR.
Sebelum menjalankannyam satu hal yang harus dipatuhi, diperlukan kedisiplinan untuk mendapatkan hasil maksimal.
Termasuk prihal pantangan yang harus dipatuhi.
Baca juga: Rekomendasi 7 Menu Diet Sehat, Berat Badan Bisa Turun Drastis 5 Kg dalam Seminggu, Bisa Dicoba!
Menu Makan ala JSR
Dalam menu diet ala JSR ini, menurut dr Zaidul Akbar itu, ada beberapa makanan yang harus dihindari.
Ini daftarnya:
* Nasi putih (diganti dengan nasi merah atau nasi hitam).
* Produk mengandung tepung.
* Makanan yang digoreng atau menggunakan minyak.
* Gula pasir (diganti dengan madu, gula aren murni).
* Susu sapi dan turunannya seperti keju, mentega, es krim, dan lainnya.
* Protein hewani (diganti dengan protein nabati seperti tempe, tahu).
* Micin dan penyedap lainnya.
* Garam meja (diganti dengan Himalayan salt).
Baca juga: Resep Menu Diet Sarapan hingga Makan Malam, Cocok untuk Pemula Program Menurunkan Berat Badan
Baca juga: 3 Resep Smoothies yang Cocok Jadi Menu Diet Sehari-hari, Gaya Hidup Sehat dan Turunkan Berat Badan
Adapun porsi menu makan ala JSR adalah:
Sarapan: Makan buah/jus buah atau sayur.
Siang: Nasi merah/nasi hitam/kentang/ubi/singkong (Pokok) dan tiga jenis sayur kukus/rebus (Tambahan)
Malam: Buah porsi kecil (Pokok) dan 3 jenis sayur kukus/rebus (Tambahan)
Lakukan metode diet dari dr Zaidul Akbar di atas selama 7 hari berturut-turut untuk menurunkan berat badan.
Sebagai catatan, menu diet dari dr Zaidul Akbar ini tidak berlaku untuk ibu hamil, ibu menyusui, berat badan di bawah standar, dan penderita darah rendah.
Langsing dan Kurus Berbeda
Untuk diketahui langsing dan kurus itu berbeda.
Perempuan kurus biasanya tidak sehat dan segar sedangkan yang langsing tampak lebih segar dan bugar.
Lebih jelasnya, simak empat perbedaan berikut.
1. Berat badan perempuan langsing sama dengan massa otot sedangkan berat badan orang kurus sama dengan berat dari lemak.
2. Perempuan langsing harus makan minimal lima kali sehari untuk meningkatkan metabolisme tubuh. Sementara itu, perempuan kurus biasanya menghindari makanan untuk menjaga berat badan.
3. Perempuan yang langsing rutin melakukan olahraga untuk menjaga kekencangan otot dan kesehatan. Berbeda dengan orang kurus yang tidak olahraga, tapi hanya mengontrol makan.
Baca juga: 7 Cara Mudah Turunkan Berat Badan dalam 7 Hari, Buah-buahan dan Gandum Jadi Menu Diet, Bisa Ditiru!
4. Proporsi tubuh orang langsing terlihat seimbang sedangkan proporsi orang kurus tidak seimbang.
Penting juga diingat dan perhatikan, supaya tidak salah persepsi mengenai langsing, gemuk, dan sehat, perhatikan mitos dan faktanya di bawah ini, dilansir dari halodoc (3/12/2020);
* Mitos: Kegemukan Bisa Mengurangi Bertahun-tahun Umur Kamu
Faktanya, pada tinjauan besar studi tentang dampak berat badan terhadap kesehatan, ditemukan bahwa:
87 persen penelitian pada orang-orang dengan indeks massa tubuh (IMT) 30-35 menunjukkan bahwa kebanyakan dari mereka sama sehatnya dengan orang-orang dalam kategori berat badan yang “normal”. Sedangkan 67 persen studi pada orang dengan IMT 35-40 dan di atas 40 menunjukkan tidak ada perbedaan dalam risiko kesehatan dari kategori berat badan “normal”, termasuk tidak mengurangi umur.
* Mitos: Lemak Menyebabkan Penyakit
Faktanya, meskipun tingkat obesitas (seperti yang ditentukan oleh IMT) meningkat lebih dari dua kali lipat, tingkat diabetes hanya naik 9-11 persen. Bila kegemukan menyebabkan diabetes, angka diabetes seharusnya naik jauh lebih tinggi dari itu. Tingkat penyakit jantung diketahui menurun bahkan saat tingkat obesitas (seperti yang ditentukan oleh IMT) meningkat dua kali lipat.
* Mitos: Menurunkan Berat Badan Meningkatkan Kesehatan
Faktanya, National Institutes of Health melakukan studi 15 juta dollar selama 15 tahun dan tidak bisa membuktikan bahwa diet terapeutik dan penurunan berat badan bisa mengurangi risiko stroke, serangan jantung, dan penyakit jantung.
Dalam bukunya, Health of Every Size, Linda Bacon mengungkapkan bahwa menjadi lebih kurus, bahkan ketika kamu tahu bagaimana cara untuk berhasil melakukannya, tidak membuat kamu lebih sehat atau bahagia.
Bacon menambahkan, ‘kerusakan tambahan’ justru terjadi ketika orang berperang melawan obesitas, yaitu muncul obsesi terhadap tubuh atau makanan, kebencian pada diri sendiri, gangguan makan, diskriminasi, kesehatan yang buruk, dan lain-lain.
Artikel ini telah tayang di GRIDHEALTH.ID
Berita tentang menu diet lainnya