Sampah sisa rumah tangga itu dikumpulkan dari TPA oleh petugas.
Dalam sehari, dia bisa memanen 200 kilogram maggot.
Maggot itu dia jual dengan harga Rp 6 ribu per kilogram.
"Keuntungannya itu sekira 30 persen," kata Tono seperti dilansir dari TribunSolo.com, Minggu (12/11/2023), seperti dikutip TribunJatim.com
Baca juga: Buang Sampah Lagi ke Rumah Tetangga Sambil Joget-joget, Masriah Kini Diam Kembali Jadi Tersangka
Dia berkata, untuk bahan produksi maggot ini sebenarnya sangat murah.
Hanya saja, biaya pengelolaan yang tinggi.
Namun bukan keuntungan dari budidaya maggot ini yang jadi fokusnya.
Melainkan pengelolaan sampah dengan baik yang ingin dia kampanyekan.
"Kalau untung ya tetap untung dan cukup besar."
"Kalau 2 kuintal kali Rp 6 ribu sudah Rp 1,2 juta," katanya.
Baca juga: Sampah yang Dibakar Warga Tertiup Angin Kencang, Lahan Kosong di Kota Malang Terbakar
Karena memang, sumber makanan untuk budidaya maggot ini sangat mudah dan sumber makanannya tersedia melimpah.
"Makanannya maggot ini hanya limbah rumah tangga," jelasnya.
Dia menyebut, untuk memberi makan puluhan kolam maggotnya, dia membutuhkan hingga 2 ton sampah organik per hari.
Sampah itu dia dapatkan dari TPA Winong Boyolali.
"Ya semoga bisa mengurangi penumpukan sampah di TPA," jelasnya.