Tepatnya di Mendawai Seberang, Pangkalan Pun, Kobar.
"Korban ditemukan tidak jauh dari lokasi buaya tersebut melepaskan jenazah," jelas Plt Sekretaris Satuan Polisi Pamong Praja dan Pemadam Kebakaran (Satpol PP-Damkar) Kobar.
Menurut Dwi Agus, jasad korban ditemukan oleh warga menggunakan jaring.
Usai ditemukan, jenazah korban langsung dibawa ke rumah duka untuk dilakukan pemulasaraan.
Sementara itu, isak tangis keluarga pecah menyambut kepulangan H yang sudah tak bernyawa.
"Saya kira kakinya kram,"
Terkaman buaya yang menewaskan H membekas dalam ingatan dua sahabat H yakni A dan F.
Bahkan kedua anak yang masih berusia 10 tahun itu mengaku masih trauma untuk mandi di Sungai Arut.
F sendiri mengaku sempat jatuh sakit setelah melihat kejadian yang menimpa sahabatnya, H.
"Sempat tidak sekolah satu hari," ujar F kepada Tribun Kalteng saat ditemui di kediamannya RT 5 Mendawai Seberang, Kotawaringin Barat, Rabu (29/11/2023).
Baca juga: Sosok Pak Ambo Sobat Buaya Riska 26 Tahun, Pasrah Kesayangan Dievakuasi, Tak Bisa Lihat Dihalangi
F yang ditemani ayah dan ibu kandungnya menceritakan kejadian tersebut.
Menurutnya, H sempat berteriak minta tolong dan ia mengira kaki H dalam kondisi kram.
"Saya kira dia kram," kata F.
Saat itu F langsung berteriak meminta tolong kepada keluarganya. Hal tersebut dibenarkan T (47), ibu kandung F.
"Waktu itu saya mendengar Fadel berteriak, bahwa temannya tenggelam," ucap T.