Tetapi itu baru setengah dari proses mengenali kepekaan tubuh terhadap makanan. Ujian sebenarnya datang di saat kita mulai mengonsumsi kembali makanan yang sebelumnya dibatasi selama 30 hari.
Apabila kita mengalami gejala atau ketidaknyamanan setelah mengonsumsi makanan tertentu, kemungkinan makanan itu harus dihindari.
"Anggap saja Whole30 sebagai eksperimen untuk melihat makanan apa yang mungkin tidak cocok bagi kita," kata Jaeger.
Baca juga: Roti Putih untuk Menu Diet, Apakah Menyehatkan dan Bisa Turunkan Berat Badan? Simak Penjelasannya
Baca juga: 7 Manfaat Beras Merah untuk Menu Diet Sehat, Ketahui Cara Memasaknya Agar Lebih Enak dan Pulen
Makanan yang bisa dikonsumsi pelaku diet Whole30
Selama menjalani diet Whole30, ada empat makanan yang bisa dikonsumsi sehari-hari, yaitu:
- Buah-buahan dan sayuran segar
- Telur dan protein tanpa lemak termasuk ikan, unggas, daging sapi, dan babi
- Lemak dari minyak zaitun, alpukat, atau minyak kelapa
- Selai kacang dan kacang mete, kacang macadamia, dan kacang almond
Whole30 menekankan kita untuk mengonsumsi makanan alami dan menghindari makanan olahan.
Bisakah menurunkan berat badan dengan diet Whole30?
Penurunan berat badan bukan tujuan utama dari diet Whole30.
Tidak ada target kalori yang ditetapkan, dan dianjurkan agar tidak melakukan pengukuran tubuh dalam bentuk apa pun selama 30 hari saat melakukan diet Whole30.
"Program diet ini lebih kepada menyelaraskan tubuh kita daripada menurunkan berat badan," catat Jaeger.
Kontradiksi
Diet Whole30 dikritik karena pelakunya harus menghentikan asupan susu dan biji-bijian.
Kedua makanan ini dianggap sebagai sumber utama vitamin dan nutrisi yang bermanfaat.
Kalsium dalam susu meningkatkan kesehatan tulang.
Biji-bijian utuh, sementara itu, menyehatkan jantung dan mengandung serat yang dapat membantu pencernaan.