Melansir Tribun Jabar, warga setempat Nopan membenarkan bahwa banyak pengunjung yang protes karena harga tiket masuk ke pantai tersebut mahal.
"Tadi banyak pengunjung yang protes, sebab sangat mahal biaya masuknya. Itu belum dengan parkir," ujar Nopan, dilansir dari Tribun Bengkulu, Senin (1/1/2024).
Nopan menjelaskan, Pantai Cemoro Sewu dikelola ormas Pemuda Pancasila selama musim liburan.
Pantai tersebut, kata Nopan, biasanya dikelola oleh pihak desa.
Namun Pemuda Pancasila mengaku telah memiliki izin lengkap dari Pemerintah Kabupaten Seluma.
"Memang sudah terlalu mahal mas," ujar Nopan.
"Kalau kami desa yang mengelola paling besar Rp10 ribu, itu sudah termasuk parkir," jelasnya.
Baca juga: Pengunjung Emosi Bayar Es Teh di Warung Makan Rp15 Ribu, Penjual Kuak Fakta Es Batu di Gelas
Nopan pun mengakui bahwa biaya yang dipatok Pemuda Pancasila sudah termasuk pungutan liar (pungli) karena melebihi standar yang ditetapkan.
Biasanya pihak desa mematok harga sebesar Rp10.000 per sepeda motor dan Rp15.000 per mobil, itu pun sudah termasuk parkir.
Sementara ketika dikelola Pemuda Pancasila, biaya masuknya jadi Rp15.000 per orang, sementara biaya parkir Rp10.000-Rp15.000 per kendaraan.
Belum lagi lapak pedagang yang dipatok sewa sebesar Rp150.000.
"Kalau seperti ini buruknya pantai kami. Imbasnya orang malas lagi berkunjung," tutur Nopan.
Nopan menambahkan, dengan tarif biaya masuk yang mahal, banyak pengunjung putar balik.
Sehingga dirinya berharap ke depannya pengelolaan Pantai Cemoro Sewu dikelola oleh desa agar tidak terulang lagi insiden seperti ini.
"Tadi langsung dibubarkan polisi, begitu mengetahui kejadian ini," kata Nopan.