Sementara terkait penamaan bisnis laundry-nya, Apik Primadya mengikuti trend bahasa pada saat itu.
Namun lagi-lagi Apik Primadya belum menentukan jenis laundry apa yang dijalankan.
"Nah, akhirnya 'apique' lah (nama laundry). Sesimpel itu sebenarnya."
"Abis itu enggak ada tulisan ini laundry apa, ini kiloan kah atau apa," lanjutnya.
Apik Primadya juga masih belum percaya diri untuk mempromosikan bisnisnya saat itu.
Seiring berjalannya waktu, Apik Primadya mulai promosi hingga akhirnya mendapatkan pelanggan.
Karyawan Apik Primadya pun kian bertambah.
Kini Apik Primadya memiliki 300 cabang laundry.
"Ya kalo sekarang 300, dan ini masih berjalan masih 300-an titik lebih."
"Jadi tiap minggu kita bisa opening empat lokasi, tiga lokasi," tutur Apik Primadya.
Selain itu ia juga punya tiga swalayan khusus perlengkapan laundry.
Dari sosok yang buta dunia bisnis, kini Apik Primadya bisa mengantongi omzet minimal Rp4 miliar per bulan.