TRIBUNJATIM.COM - Kisah pedagang sayur kerja keras demi anak kuliah S2 ini menjadi perhatian.
Ia tak kenal lelah dalam mendukung pendidikan anaknya.
Ialah Wa Samria (44), pedagang sayur di Kendari, Sulawesi Tenggara.
Masa lalu yang penuh perjuangan sebagai kuli bangunan tidak menghentikan langkahnya untuk menyekolahkan anak-anak hingga meraih gelar magister dari Universitas Halu Oleo (UHO), Kendari.
Sepuluh tahun terakhir, Wa Samria memilih jalur dagang.
Ia menyewa lapak kecil di Pasar Anduonohu, tenggara Kendari, untuk mencukupi kebutuhan keluarganya.
Baca juga: Syarat Gaji Orangtua Pendaftar KIP Kuliah 2024, Disertai Rincian Bantuan Biaya Hidup dan Pendidikan
Dengan lapak seukuran dua kali meja belajar siswa SMA, dia menjual berbagai jenis sayur dan sembako.
Perjalanan seorang wanita asal Lasehao, Kabupaten Muna, ini menjadi bukti nyata kegigihan dalam mendukung keluarga.
Wa Samria dan suaminya, berasal dari Muna Barat, bersama-sama membesarkan lima anaknya.
Di tengah kesibukannya sebagai pedagang sayur, dia tidak ragu membanting tulang untuk menyekolahkan anak-anaknya.
Meski jalan di depan lapaknya tak sebaik dulu, dengan aspal yang berlubang dan kondisi jalan yang berdebu di musim kemarau, Wa Samria terus berjuang untuk menghidupi keluarganya.
"Sampai di rumah biasa jam 11 malam," ungkapnya, merinci jadwal harian yang dimulai dari subuh hingga jelang tengah malam.
Di sela-sela jualan, dia terlihat sibuk mencuci, membasuh, dan melap sayuran dagangannya, menjaga kualitas produk yang dijual.
Suaminya juga turut membantu dalam berjualan dan membesarkan anak-anak.
Sekolah dianggap Wa Samria sebagai investasi untuk meningkatkan status sosial dan mutu kehidupan keluarganya.