TRIBUNJATIM.COM - Viral kisah Sukiman tinggal di kandang domba bareng istri dan anak.
Satu keluarga itu tinggal di Kabupaten Bandung Barat (KBB), Jawa Barat.
Sukiman, warga Kampung Legoknangka RT 02 RW 09 Desa Campakamekar, Kecamatan Padalarang hidup bersama empat ekor domba dan puluhan unggas setahun belakangan ini.
Ia tinggal di kandang itu bersama istrinya Siti Sopiah (32) dan seorang anaknya.
Melansir dari Kompas.com, mereka makan dan tidur di dalam sebuah kandang domba tanpa sekat tembok.
Mereka tinggal di sebuah bangunan berbahan bambu, beratap asbes, dan berlantai tanah.
Di dalam bangunan itu terdapat kandang domba berukuran 2x5 meter, beberapa kandang unggas, dan sebuah kamar tidur sekaligus dapur berukuran 2x2 meter.
"Tinggal di sini (kandang domba) sudah setahunan sejak tahun kemarin. Tinggalnya bertiga sama suami sama anak," kata Sopiah saat ditemui dikediamannya, Sabtu (3/2/2024).
Menjadi keluarga yang mandiri adalah pilihan bagi Sopiah.
Ia dan suami memilih tinggal di sebuah lahan milik orangtuanya yang kini menjadi rumah domba.
Baca juga: Rumahnya Jadi Lahan Parkir Stasiun, Pemilik Heran Setor Rp 600 Ribu ke Dishub, Kan Tanah Pribadi
Ia dan keluarga sudah tak menghiraukan bau menyengat kotoran domba yang kerap kali mengganggu indra penciuman saat berada di tempat tidurnya.
Bagi mereka yang terpenting ada tempat berteduh dan berlindung dari cuaca luar rumah dan ada tempat istirahat untuk tidur pada malam hari.
"Kalau tidur ya bertiga di sini sama suami sama anak. Masak juga di sini. Kalau masak masih pakai kayu bakar," ucapnya.
Mereka tidur berdesakan di sebuah papan yang ditata dengan ukuran 2x2 meter yang berdampingan dengan bumbu dapur dan pawon tempat mereka mengolah masakan.
Sementara di seberang tempat tidurnya terdapat kandang domba berukuran 2x5 meter tanpa ada tedeng aling-aling.
Baca juga: Penjelasan Dinsos soal Mbah Semi Utang Beras Demi Makan, Rupanya Dapat Bantuan, Kerja Biar Tak Gabut
Maka tak heran, bau tak sedap dari kotoran domba mengganggu mereka.
Belum lagi ketika hujan deras tiba, perasaan was-was selalu menyelimuti Sopiah. Ia khawatir jika hujan deras itu bisa berdampak pada pergerakan tanah yang menggerus tempat tinggalnya.
Sesekali Sopiah terpaksa memboyong anaknya untuk mengungsi sementara ke dataran yang lebih aman sampai hujan benar-benar reda.
"Harus bagaimana lagi, kita cuma bisa pasrah. Harapannya bisa tinggal di rumah yang layak dihuni," tutur Sopiah.
Di tengah obrolan itu, Sukrman datang dengan membawa sekarung rumput hijau.
Kedatangan Sukirman disambut 4 ekor domba yang mengembik kelaparan, rumput-rumput buruannya itu dilahap domba-domba yang menanti sedari pagi di rumahnya.
"Domba-domba ini bukan milik saya. Ini punya orang. Saya hanya merawat. Nanti anaknya dibagi 2 dengan pemilik," kata Sukirman.
Sukiman sadar betul bahwa dirinya memiliki tanggungjawab sebagai tulang punggung keluarga.
Demi memenuhi kebutuhan dapur dan menyekolahkan anak, ia bekerja serabutan di luar merawat ternaknya.
"Kerjanya apa aja dikerjain. Kadang tukang bangunan, macul ke kebon, seadanya aja. Penghasilan gak menentu. Rata-rata Rp 50 ribu per hari. Ya, dicukup-cukupin buat makan anak istri," ucapnya.
Baca juga: Dapat Upah Rp5000, Mbah Semi Utang Beras Demi Makan, Dinsos Sebut Hidupnya Sangat Tidak Kekurangan
Meski bantuan sosial dari pemerintah terhadap keluarga prasejahtera tengah gencar disalurkan ke berbagai penjuru negeri, Sukiman belum pernah sama sekali mendapat ataupun ditawari bantuan.
Padahal kondisi hidup Sukiman terhitung berat, terlebih satu keluarga ini tinggal di hunian tak layak.
"Belum pernah sama sekali dapat bantuan. Ya, sering mendengar ada yang dapat bantuan tapi ya cuma dengar," kata dia.
Sukiman tak begitu menaruh harapan menjadi keluarga penerima bantuan, ia hanya bercita-cita anak dan istrinya suatu saat bisa tinggal di hunian yang layak dan nyaman untuk beristirahat.
"Harapannya bisa punya tempat tinggal yang layak. Biar anak sama istri gak kedinginan. Bisa tidur nyenyak," tuturnya.
Baca juga: Alasan Jokowi Tak Ajak Mensos Risma Bagi Bansos, Terjawab Isu Soal PDI-P, Tugas Dilempar ke Bulog
Sementara itu, Ketua RT 02 Pendi menyampaikan, kondisi keluarga Sukiman ini sudah dilaporkan berulang kali untuk mendapat perhatian dari pemerintah terdekat, namun namanya tak pernah masuk dalam daftar antrean bantuan.
"Mau bansos, PKH, belum pernah dapat. Apalagi program Rutilahu. Saya juga khawatir kalau saat hujan deras terjadi longsor. Karena kan letaknya di tebing," kata Pendi.
Yang bisa dirinya lakukan hanya mengecek kondisi keluarga Sukiman dalam keadaan sehat.
Di luar itu, Pendi tidak memiliki kemampuan untuk menyalurkan bantuan sampai kepada Sukiman.
"Keluarga ini kan sudah setahun. Harapan saya pemerintah bisa terbuka bahwa kondisi ini ada di Campakamekar. Semoga ada hunian yang layak untuk keluarga Sukiman," tandasnya.
Sebelumnya juga viral seorang pria tua bernama Mbah Ngatiman tinggal sebatang kara di tengah hutan.
Kisah Mbah Ngatiman ini diunggah akun TikTok @cakbudioffocial pada Jumat (20/10/2023) yang kemudian menjadi viral.
Dalam video yang diunggah, tampak Cak Budi menyusuri jalan setapak di tengah hutan.
Suara hewan cenggaret pun terdengar keras di lokasi.
Kemudian Cak Budi sampai di sebuah gubuk reyot yang ada di tengah hutan.
Di dalam gubuk itu ternyata ada sosok pria renta yang duduk di dalam gubuk.
“Mengunjungi Mbah Man lagi..yang tinggal menyendiri 15 tahun di tempat ini,” tulis keterangan dalam video.
Video ini pun mendapat banyak komentar dari para netizen.
Baca juga: Sindiran Menohok Cak Imin Soal Bantuan Sosial: Bansos Itu Diberikan Bukan Jelang Pemilu
@sofxsad0 “entah kesedihan apa yg coba kau lupakan MbahSebelumnya,”
@Halimah212021 “ya allah kasian banget itu gimana kalau hujan apa ngak dingin mana ngak ada lampu sama sekali tempatnya terbuka begitu”
@Angga Wijaya “entah itu lelakon atau apa,,,emang bener menjauhi kesenangan dunia itu lebih ayem tentrem”
@d “kenapa gaada bantuan rumah dari perangkat desa setempatt,klo di desaku adaa tiap rumah galayak pasti langsung ada program bedah rumah,”
Seorang netizen sendiri menulis jika video tersebut direkam di wilayah Bambang, Wajak, Kabupaten Malang.
Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com