Disebut Larang Pegawai Hamil & Urus Keluarga Sakit, Kepala Puskesmas Kini Dilaporkan: Dzolim

Penulis: Alga
Editor: Mujib Anwar
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi Kepala Puskesmas disebut larang pegawai hamil dan mengurus keluarga sakit

Ia terlihat mencurahkan isi hatinya di kolom komentar akun IG Tribun Sumsel yang memposting berita Kepala Puskesmas Sabokingking Palembang dilaporkan ke inspektorat.

Di kolom komentar, pemilik akun @duoaninduoanin mengaku 'kehilangan' dua anak akibat kebijakan arogan yang diterapkan oleh Puskesmas Sabokingking Palembang.

"Dua anak saya hilang disabokinking...thn 2020 saya hamil anak ketiga...zaman lagi panas2nya covid..jaga ruangan poli umum pake hazmat..hamil dengan komplikasi....kalo temen2 dipuskes lain pas hamil tidak langsung berhdapan dengan pasien..saya malah di suruh jaga diruang poli umum...dengan hazmat yg sesak..bernafas pun saya susah apalagi janin saya...alhasil ank saya meninggal dalam kandungan diusia 24 minggu...kemudian bbrp bulan kemudian saya hamil kembali..saya meminta untuk absen finger dilantai 2 dipindah kelantai satu...mengingat saya kesulitan turun naek tangga karena komplikasi kehamilan yg mengharuskan saya jgn terlalu sering turun naik tangga...dan dikantor yg lantai 5 sekalipun biasanya absensi diletakkan dilantai 1...tapi tetap tidak di indahkan...alhasil setelah 2 bulan saya mengalamai keguguran.....," curhatnya dalam kolom komentar. 

Tak tahan dengan situasi kerja yang berlaku di Puskesmas Sabokingking Palembang, membuatnya mengajukan mutasi pindah tugas ke Puskemas lain.

Padahal selama ini dia merasa sudah bekerja dengan rajin, menjalankan tugas sesuai kebijakan yang diterapkan, namun kerja keras tersebut tidak diimbangi dengan haknya sebagai pegawai.

"Saya kemudian mengajukan mutasi kepuskes lain...sempat ingin berhenti kerja..karena psikis saya sgt terguncang....ada bbrp hal lagi yg ingin saya cerita tapi saya kira teman2 disabokingking sudah tau semua alasan kepindahan saya...saya bekerja dngn penuh tanggung jawab....program yg beliau berikan pun selalu saya kerjakan...saya termasuk yg paling rajin...boleh di cek data saya di tata usaha...seringkah saya izin kerja...tapi..saya merasa setelah kewajiban yg saya jalankan sebagai pegawai tidak di imbangi dengan hak saya sebagai pegawai....," ujarnya.

Terakhir, dalam tulisannya, sosok diduga pegawai Puskesmas Sabokingking Palembang ini meminta pemimpin puskesmas untuk memperhatikan kesejahteraan pegawai.

Dia menyebut, seorang pemimpin boleh saja menerapkan kerja keras dan disiplin namun jangan sampai menyakiti hati pegawainya.

"Saya berharap semua yg terbaik untuk kedepannya.....pemimpin yg baik selalu mengetumakan kesejahteraan pegawai...tolong lindungi kami...puskesmas rumah kedua bagi kami...seharusnya ada rasa kekeluargaan...boleh keras..displin...tapi jgn sampai menyakiti hati kami.....semoga semakin baik kedepannya...dan semoga beliau lebih merangkul kami...karena kerja di puskesmas kerja tim....kita pasti membutuhkan satu sama lain..salam kekeluarga dari saya mantan pegawai puskesmas sabokingking," tulisnya.

Belasan pegawai melaporkan Kepala Puskesmas Sabokingking ke Inspektorat Pemkot Palembang (SRIPOKU.COM/REIGAN)

Atas hal ini, Kepala Inspektorat Kota Palembang, Jamiah Haryanti, membenarkan adanya laporan karyawan yang melaporkan lantaran mengeluhkan kepemimpinan dari Kepala Puskesmas Sabokingking.

Sedikitnya ada 18 pegawai Puskesmas yang mengeluh akan kepemimpinan yang dianggap arogan.

Meskipun demikian, pihaknya telah melakukan klarifikasi, baik dari Kepala Puskesmas maupun Dinkes Palembang, terkait hal tersebut.

"Ini hanya masalah komunikasi saja. Sudah kita klarifikasi. Curhat dari karyawan juga sudah kita dengarkan bersama Kepala Puskemas serta Dinkes Palembang," kata Jamiah.

Menurutnya, tudingan potongan atau menahan uang JKN tersebut tidak benar.

Lantaran sebuah kebijakan meski tanpa adanya permusyawarahan terlebih dahulu.

Halaman
123

Berita Terkini