Laporan Wartawan TribunJatim.com, Yusron Naufal Putra
TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) mengimbau agar suasana tenang dan kondusif terjaga pasca masa coblosan Pilpres 2024 yang berlangsung pada 14 Februari 2024.
Masyarakat diminta tetap menjaga persatuan, sekalipun berbeda pandangan maupun pilihan politik pada kontestasi politik lima tahunan ini.
Ketua PBNU, KH Ahmad Fahrur Rozi mengatakan, hal tersebut penting dijaga oleh semua pihak.
Idealnya kontestasi, semua harus siap menang atau kalah.
"Artinya yang kalah tetap jaga persatuan, kedamaian, kerukunan dan yang menang jangan euforia berlebihan," kata Gus Fahrur, sapaan KH Ahmad Fahrur Rozi, kepada TribunJatim.com, Kamis (15/2/2024).
Dalam kondisi ini, ulama yang juga Pengasuh Pondok Pesantren An-Nur 1 Bululawang Malang ini menegaskan, semua harus saling menghargai. Termasuk menghormati hasil hitung cepat Pemilu 2024.
Meski demikian, dia mengajak untuk tetap menunggu hasil resmi dari Komisi Pemilihan Umum atau KPU sebagai lembaga penyelenggara pemilu.
Berdasarkan jadwal, penetapan rekapitulasi suara Pilpres dan Pileg 2024 akan dilakukan paling lambat 20 Maret 2024 mendatang.
"Hormati hasil quick count dan tetap sabar bersama-sama menunggu hasil real count dari KPU dengan tetap menjaga kondusivitas masyarakat," ujar Gus Fahrur.
Baca juga: Sempat Ogah Pilih Paslon 02, Fedi Nuril Kini Beri Selamat ke Prabowo-Gibran Usai Unggul Quick Count
Selain menghormati proses, Gus Fahrur juga berharap nantinya seluruh pihak dapat menerima hasil resmi Pemilu 2024.
Siapapun yang terpilih harus didukung sebagai presiden dan kepala Negara Indonesia untuk lima tahun mendatang.
"Siapapun yang kelak ditetapkan menjadi presiden, wajib didukung semua lapisan masyarakat, mari tetap bersama-sama kompak sejalan membangun bangsa dan Negara Indonesia lebih maju dan makmur di masa depan," ungkap Gus Fahrur.