Diketahui data yang diberikan PS adalah palsu dan orang yang mengaku orangtua dari PS adalah bukan orangtua dari PS itu sendiri.
“Korban melapor ke polisi dengan menyampaikan total kerugian Rp 470.000.000,” kata AKP Dian.
S menyerahkan PS ke polisi pada 16 Februari 2024.
Dari sana diketahui kalau PS dan N telah berkomplot melakukan penipuan.
Baca juga: Sosok Jhony Saputra, Anak Bos Tambang Batu Bara di Kalimantan Haji Isam yang Digoda Happy Asmara
PS ditetapkan tersangka dan ditahan pada 17 Februari 2024.
Polisi selanjutnya menetapkan N sebagai tersangka dan menangkapnya pada 20 Februari 2024.
“Orang yang menjadi pengganti bapak pelaku, pemilik tanah aslinya, dan juga menggunakan KTP palsu, yaitu tersangka N,” kata AKP Dian.
Polisi mengamankan sejumlah barang bukti dari saksi dan para tersangka, seperti dua kuitansi pembayaran SHM nomor 1197 suasana 419 m2 dan SHM nomor 1196 seluas 319 m2.
Kuitansi pertama mencantumkan nilai transaksi Rp 350.000.000.
Kuitansi berikutnya senilai Rp 120.000.000.
Polisi mengamankan pula KTP atas nama P, sertifikat tanah 1196 dan 1197, pakaian dan kopiah yang dipakai para pelaku serta KTP atas nama N.
Polisi menjeratnya keduanya dengan pasal 378 KUHP tentang penipuan.
“Ancaman hukuman empat tahun penjara,” kata AKP Dian.
Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews Tribunjatim.com