3. Perjalanan tersebut tidak bertujuan untuk meninggalkan puasa secara sengaja, tetapi untuk memudahkan perjalanan atau aktivitas yang dilakukan selama perjalanan.
Ketika menjalankan ibadah puasa yang hukumnya wajib, ada opsi yang diperbolehkan untuk tidak mengikuti puasa tapi wajib menggantinya pada hari-hari lain setelah kembali ke tempat asal.
Buya Yahya memberikan penjelasannya tentang saat dalam perjalanan jauh, lebih baik puasa atau tidak.
Buya Yahya mencontohkan seseorang sementara bepergian yang jaraknya melebihi 84 km.
lalu orang tersebut merasa kuat untuk menjalankan ibadah puasa dan merasa tidak tersiksa, maka ia harus tetap berpuasa.
"Mana yang lebih bagus berpuasa atau tidak, jawabannya adalah mana yang paling enak buat dia. Paling enak kalau puasa merasa berat, jangan berpuasa, kalau dia puasa merasa nyaman, sebaiknya berpuasa." ujarnya.
Pendapat ini mengacu pada kebebasan yang diberikan dalam agama Islam untuk memilih antara berpuasa atau tidak berpuasa dalam kondisi-kondisi tertentu.
Artikel ini telah tayang di Tribun-Timur.com
Informasi lengkap dan menarik lainnya di GoogleNews TribunJatim.com
Berita Artis dan Berita Jatim lainnya