Ramadan 2024

Apa Hukumnya Orang Mudik Tapi Tidak Puasa Ramadan? Simak Penjelasan Buya Yahya

Editor: Torik Aqua
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi mudik pergi jauh - Bolehkah tidak puasa saat pergi jauh di bulan Ramadan?

TRIBUNJATIM.COM - Mudik menjadi tradisi di Indonesia yang biasanya dilakukan menjelang Idul Fitri.

Terkadang, beberapa orang lebih memilih untuk tidak puasa saat mudik di bulan Ramadan.

Lalu apa hukumnya orang mudik namun tidak puasa?

Diketahui, puasa Ramadan merupakan rukun Islam yang wajib dilakukan.

Baca juga: Hukum Haid Padahal 2 Menit Lagi Buka, Batal atau Terhitung Puasa? Ini Penjelasan Buya Yahya

Dari penjelasan Buya Yahya mengulas jika tak semua umat Muslim diwajibkan berpuasa selama Ramadhan.

Ada beberapa hal menjadi pengecualian bagi umat Muslim untuk tidak berpuasa.

Seperti sementara dalam perjalanan atau bepergian jauh.

Namun ia harus mengganti puasanya setelah Ramadhan.

Hal ini berdasarkan pada hadist yang menyatakan bahwa Rasulullah Muhammad bersabda, "Seseorang yang bepergian bukanlah termasuk orang yang berpuasa." (HR. Bukhari dan Muslim).

Dalam konteks ini, jika seseorang melakukan perjalanan yang memenuhi syarat-syarat sebagai "musafir".

Maka ia diperbolehkan untuk tidak berpuasa selama perjalanan tersebut.

Pada dasarnya Islam adalah agama yang memberikan kemudahan bagi umatnya.

Syarat-syarat tersebut antara lain :

1. Perjalanan harus jauh dan cukup melelahkan.

2. Tujuan perjalanan harus sah, seperti bekerja, studi, atau tujuan lain yang diperbolehkan dalam Islam.

3. Perjalanan tersebut tidak bertujuan untuk meninggalkan puasa secara sengaja, tetapi untuk memudahkan perjalanan atau aktivitas yang dilakukan selama perjalanan.

Ketika menjalankan ibadah puasa yang hukumnya wajib, ada opsi yang diperbolehkan untuk tidak mengikuti puasa tapi wajib menggantinya pada hari-hari lain setelah kembali ke tempat asal.

Buya Yahya memberikan penjelasannya tentang saat dalam perjalanan jauh, lebih baik puasa atau tidak.

Buya Yahya mencontohkan seseorang sementara bepergian yang jaraknya melebihi 84 km.

lalu orang tersebut merasa kuat untuk menjalankan ibadah puasa dan merasa tidak tersiksa, maka ia harus tetap berpuasa.

"Mana yang lebih bagus berpuasa atau tidak, jawabannya adalah mana yang paling enak buat dia. Paling enak kalau puasa merasa berat, jangan berpuasa, kalau dia puasa merasa nyaman, sebaiknya berpuasa." ujarnya.

Pendapat ini mengacu pada kebebasan yang diberikan dalam agama Islam untuk memilih antara berpuasa atau tidak berpuasa dalam kondisi-kondisi tertentu. 


Artikel ini telah tayang di Tribun-Timur.com 

Informasi lengkap dan menarik lainnya di GoogleNews TribunJatim.com

Berita Artis dan Berita Jatim lainnya

Berita Terkini