Harapannya, daya beli masyarakat dapat tetap terjaga, sehingga angka inflasi bisa diturunkan.
"Kalau inflasi naik, saya akan keluarkan BLT. Kalau inflasi naik, saya akan gunakan BLT untuk warga miskin. (Penerimanya) disepakati dengan RT/RW, lurah, dan camat," tandasnya.
Bersumber dari pos anggaran dana cadangan, besaran BLT rencananya akan disesuaikan dengan jumlah penerima dan kekuatan anggaran APBD Surabaya.
Rencananya, tiap penerima BLT akan mendapatkan sekitar Rp 200 ribu.
Selain detail penerima dan jumlah anggaran, pihaknya juga akan mematangkan teknis waktu pencairan. Hal tersebut ditegaskan tak terkait dengan politik.
"Kalau inflasi terkendali, (BLT) nggak keluar. Namun, kalau inflasi, ya terpaksa saya keluarkan. Jadi, yang dapat (BLT) adalah keluarga miskin dan pra-sejahtera yang baru bebas dari kemiskinan. Karena baru mentas (dari miskin) jadi harus segera ditopang (bantuan). Prinsipnya, kita lihat inflasi dulu," tandasnya.