Berita Tulungagung

Puluhan Sapi di Tulungagung Terserang PMK, Banyak yang Mati, Warga Buru-buru Jual Ternak

Penulis: David Yohanes
Editor: Dwi Prastika
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi - Sejumlah sapi di Tuban dalam kondisi lemah terpapar Penyakit Mulut dan Kuku (PMK), 2023.

Padahal sapi itu jika dijual dalam kondisi sehar bisa laku hingga Rp 20 juta. 

"Petani pasti rugi kalau ternaknya sampai mati, karena ini ibarat tabungan," katanya. 

Satu sapi jantan milik Agung masih bisa bertahan hingga saat ini.

Kondisinya berangsur mulai membaik, luka di bagian kuku juga mulai sembuh. 

Setahun sebelumnya, sapi-sapi di Desa Pelem terserang penyakit LSD.

Warga menyebutnya penyakit lato-lato, karena kulit sapi melepuh besar mirip lato-lato sebelum jadi luka. 

Namun serangan ini tidak mematikan, namun butuh 6 bulan untuk kembali memulihkan seluruh kulit sapi yang kena serangan LSD.

"Waktu itu serangannya juga menjelang Lebaran seperti saat ini. Besar (Idul Adha) tidak bisa dijual karena kena lato-lato," pungkas Agung. 

Kepala Desa Pelem, Muji Alam, mengakui serangan PMK di desanya merata di 5 dusun yang ada. 

Serangan ini terjadi sejak sekitar awal Mei 2024, dan mulai memakan korban beberapa hari setelah serangan pertama muncul. 

Muji mengatakan, yang terdata saja ada 6 sapi yang mati dan dikuburkan. 

"Yang mati langsung dipendam karena dianggap sumber penyakit. Yang lain ada yang dijual murah," katanya. 

Serangan paling banyak ada di Dusun Sumberejo. 

Warga secara mandiri berusaha mengatasi PMK dengan mendatangkan mantri hewan.

Namun upaya ini tidak banyak membantu, karena sapi-sapi yang disuntik banyak yang mati. 

"Upaya pengendaliannya masih gagal. Serangan masih meluas," ucapnya.

Berita Terkini