Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Bobby Constantine
TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Partai Gerindra hingga saat ini masih menutup rapat soal kandidat yang akan diusung di Pilkada Surabaya 2024.
Sekalipun demikian, satu di antara kadernya, Hadi Dediyansyah, mengisyaratkan siap turun di Pilkada Surabaya 2024, apabila partainya menginstruksikan.
Ditemui di Surabaya, pria yang akrab disapa Cak Dedi ini menegaskan, seluruh masyarakat memiliki peluang yang sama untuk menjadi pemimpin di Kota Pahlawan.
Sekalipun, calon tersebut akan berhadapan dengan seorang petahana yang berpeluang kembali mencalonkan diri, Eri Cahyadi.
Bagi Cak Dedi, peluang seorang calon maju di pilkada akan semakin besar apabila berasal dari partai yang memiliki banyak kursi di DPRD kota.
"Seorang calon memang harus memiliki kendaraan politik lewat kursi yang ada," kata Cak Dedi saat dikonfirmasi di Surabaya, Rabu (1/5/2024).
PDI Perjuangan (PDIP) yang memiliki 11 kursi DPRD, bukan hanya memimpin perolehan kursi dan memenangkan pemilihan legislatif, namun juga bisa mengusung calon tanpa koalisi di Surabaya.
Eri Cahyadi bersama Armuji yang merupakan kader PDIP memang berpeluang besar untuk kembali berpasangan di Pilkada Surabaya 2024.
Di bawah PDI Perjuangan, ada Gerindra dengan 8 kursi yang yang turut berpeluang besar memenangkan pilkada.
Baca juga: Mantap Maju Jadi Bakal Calon Bupati Lumajang, Bunda Indah Siap Berkompetisi Raih Simpati Masyarakat
Bedanya, Gerindra masih membutuhkan tambahan kursi untuk memenuhi persyaratan calon (minimal 20 persen kursi DPRD atau 10 kursi DPRD Surabaya).
Dengan potensi tersebut, Cak Dedi menilai Gerindra selayaknya memang mencalonkan kader internalnya di pilkada, baik sebagai Bakal Calon Wali Kota Surabaya maupun Bakal Calon Wakil Wali Kota Surabaya.
"Bukan hanya dari bawah, harapan-harapan agar kader internal muncul di pilkada juga muncul dari pusat," tandasnya.
Cak Dedi yang juga anggota DPRD Jawa Timur ini mengungkapkan, Gerindra bisa saja mengusung Bakal Calon Wali Kota Surabaya dari kader terbaik yang kini duduk di DPRD. Baik anggota dewan dari hasil Pemilu 2019 maupun Pemilu 2024.
Namun, untuk mengusung calon dari anggota DPRD hasil Pemilu 2024 tidaklah mudah, sebab dewan tersebut harus mundur dari legislatif.
"Ini menjadi tantangan, sebab tidak mudah untuk melepas posisi dewan bagi yang baru terpilih," kata anggota Komisi E DPRD Jatim ini.
Karenanya, Cak Dedi yang akan mengakhiri masa tugas di DPRD Jatim akhir tahun inipun mengaku relatif tak memiliki beban apabila dipercaya untuk running di pilkada.
"Semua memiliki kans yang sama. Namun, dinamikanya akan jauh berbeda," tandasnya.
Sekalipun demikian, mantan Wakil Ketua Komisi A DPRD Jatim ini mengakui, mekanisme pencalonan di partainya akan bergantung di DPP.
Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto akan menjadi penentu soal siapa yang akan diusung di pilkada.
"Kalaupun nanti ada usulan dari DPC maupun DPD, nama (calon) tersebut masih bersifat rekomendasi. Sehingga, pada akhirnya DPP lah yang akan berwenang untuk memutuskan soal figur yang diusung," kata anggota DPRD dari Dapil Jatim 1 (Surabaya) ini.
Cak Dedi bukanlah tokoh asing bagi masyarakat Surabaya.
Wakil Ketua DPD Gerindra Jawa Timur ini merupakan anggota DPRD Jatim dari Dapil Jatim 1 (Surabaya) dari hasil Pemilu 2019 lalu.
Pada Pemilu 2024, Cak Dedi kembali maju di pemilihan legislatif untuk DPRD Jatim dan mendapatkan 20.721 suara serta berhasil menempati peringkat kedua perolehan suara terbanyak Gerindra di dapil tersebut (di bawah Cahyo Harjo Prakoso).
Sekalipun demikian, Cak Dedi gagal kembali lolos ke DPRD Jatim karena Gerindra hanya berpeluang mendapatkan 1 kursi di dapil ini.