Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Willy Abraham
TRIBUNJATIM.COM, GRESIK - Arifin (68) seorang lansia yang merupakan mertua dari Ketua DPD NasDem Gresik, Syaiful Anwar meninggal dunia. Korban diduga meninggal dunia karena dianiaya oleh tetangganya sendiri di Desa Manyarejo, Kecamatan Manyar, Kabupaten Gresik.
Terduga pelaku merupakan tetangganya sendiri bernama Darwiyah (52) warga desa setempat.
Berdasarkan informasi yang dihimpun TribunJatim.com, korban sebelumnya cekcok dengan tetangganya. Pihak keluarga merasa tidak terima hingga melaporkan tetangga itu ke polisi.
Kasus bermula saat korban sedang duduk di depan rumahnya, sekitar pukul 19.00 WIB, kemudian datang saksi Tulus Agus Budiadji menghampiri korban.
Tulus bermaksud memasang lampu jalan area kampung. Dia mendapat pesanan dari terduga pelaku Darwiyah, untuk memasang lampu di dasar tanah agar tidak menggangu pemandangan.
Namun pemasangan lampu itu ternyata diprotes oleh korban. Secara bersamaan, saat itu, melintas terduga pelaku Darwiyah di depan rumah korban.
Korban pun akhirnya memanggil terduga pelaku. Kemudian, disana korban dan terduga pelaku adu mulut hingga keduanya emosi.
Terduga pelaku langsung mendorong dada korban yang merupaman seorang lansia tersebut hingga pingsan.
Baca juga: 4 Korban Meninggal Mobil Fortuner Masuk Jurang di Kawasan Bromo Malang Pulang Nikahan, Ini Datanya
Baca juga: Kondisi Anak Selebgram Malang Dianiaya Pengasuh, Tidur Mengigau Ketakutan, Emy Aghnia: Trauma Berat
Kanit Reskrim Polsek Manyar, Ipda Syariful Rokhim menututkan, korban dalam kondisi pingsan langsung dibawa ke dalam kamar.
Saat itu, kondisi dari mulut korban gerak-gerak mengeluarkan gigi palsunya. Setelah gigi palsu dikeluarkan, korban langsung lemas dan tidak ada respon.
“Kemudian korban akhirnya dibawa ke Puskesmas Manyar, dan saat tiba disana, lalu diperiksa. Korban sudah dalam keadaan meninggal dunia,” ucapnya, Rabu (15/5/2024).
Selanjutnya, keluarga korban melaporkan kejadian tersebut ke Polsek Manyar.
“Kami lakukan tindak lanjut dengan melakukan otopsi,” imbuhnya
Baca juga: Sosok Muhammad Arifin, Ayah Via Vallen Meninggal Dunia, Disebut Mirip Artis dan Takut Jarum Suntik
Mertua Sekda Lamongan Dibunuh
Kasus pembunuhan mertua pejabat juga sebelumnya pada 2019 lalu juga terjadi di Lamongan, wilayah yang bertetangga dengan Gresik.
Korbannya adalah Rowaini (68), ibu mertua Sekretaris Daerah (Sekda) Lamongan Yuhronur Efendi. Saat ini atau tahun 2024 Yuhronur merupakan Bupati Lamongan.
Rowaini ditemukan meninggal dunia dengan penuh luka di rumahnya di Desa Sumberwudi, Kecamatan Karanggeneng, Lamongan, Jawa Timur, pada Jumat (3/1/2019) malam .
Korban selama ini diketahui tinggal seorang diri di rumah tempat ditemukan tewas, kendati memiliki empat orang anak--salah satunya dinikahi oleh Yuhronur.
Dugaan sementara mengarah pada tindak pembunuhan, merujuk dari luka yang terdapat di bagian tubuh korban.
"Anaknya ada empat. Pertama di Lamongan, kedua di Surabaya ikut suaminya, yang ketiga juga ikut suaminya di Bogor, dan yang keempat di Lamongan," tutur Yuhronur Efendy kepada awak media, Sabtu (4/1/2020), dikutip dari Tribunnews.
Lantaran hidup seorang diri, almarhumah terkadang menginap di rumah anak-anaknya.
Termasuk di rumah Yuhronur, meski saat menginap di rumah anak-anaknya sering kali tidak terlalu lama.
"Karena memang beliau sendirian, kadang kalau menginap di rumah anaknya itu ya memang tidak bisa terlalu lama. Karena dia lebih senang di rumahnya," kata Yuhronur.
"Mungkin beliau tidak ingin mengganggu anak-anaknya, atau mungkin sudah terbiasa mandiri," lanjut dia.
Pria yang juga menjabat sebagai CEO Persela Lamongan ini menjelaskan, ibu mertuanya merupakan sosok tangguh yang tidak ingin merepotkan anak-anaknya kendati sudah berusia lanjut.
Sehingga, almarhumah memilih membuat kontrakan dan tempat indekos.
"Di sebelah rumah itu kan ada gudang yang disewakan, yang biasanya kos di rumah itu pegawai Indomaret yang di gudang itu. Tapi belakangan, juga ada anak lain yang tidak bekerja di gudang Indomaret itu," jelasnya.
"Memang tinggal sendiri, tapi kadang-kadang anaknya bergantian datang, karena memang anak-anaknya jauh, yang paling dekat anak terakhir yang laki-laki, itu yang hampir setiap hari Sabtu pulang," ucap dia.
Hanya saja sebelum anak bungsu yang disebut oleh Yuhronur kembali bertemu dengan ibunya, korban diketahui meninggal dunia dengan diduga kuat dibunuh, Jumat (3/1/2020) malam.
"Setelah kita lakukan identifikasi, korban ada luka di leher sama di tangan," ucap Kasatreskrim Polres Lamongan, AKP Wahyu Norman Hidayat.
Ia juga meminta agar semua pihak dapat bersabar menunggu hasil penyelidikan dan penyidikan yang dilakukan oleh pihak kepolisian dalam mengungkap kasus ini.
"Berikan kami waktu untuk kerja, saya target tiga hari ini sudah terungkap, pelakunya tertangkap," kata Wahyu.
Diduga Korban Perampokan
Sebelumnya, warga Desa Sumberwudi Kecamatan Karanggeneng, Kabupaten Lamongan, Jawa Timur geger, Jumat (3/1/2020) malam.
Seorang ibu bernama Rowaini (68) yang tidak lain adalah mertua Sekkab Lamongan juga CEO Persela Yuhronur Effendy ditemukan tewas bersimbah darah diduga menjadi korban perampokan, Jumat (3/1/2020) malam.
Korban ditemukan tewas tergeletak di lantai rumahnya dengan posisi telentang dengan luka bacok di leher dan di tangan.
"Ya kita lakukan identifikasi, ditemukan luka di leher sama di tangan," kata Kasat Reskrim Polres Lamongan, AKP Wahyu Norman Hidayat, usai melakukan olah Tempat Kejadian Perkara (TKP) kepada Surya.co.id, Sabtu (4/1/2020) pagi dini hari.
Berdasarkan hasil olah TKP, dugaan sementara korban meninggal akibat luka yang dilakukan oleh terduga perampok yang masuk ke rumah korban.
Hanya saja, untuk memastikan penyebab kematian korban perlu dilakukan identifikasi lebih lanjut.
"Kalau dugaan kita, ini adalah korban pencurian dengan kekerasan," katanya.
Norman juga mengatakan, tidak tertutup kemungkinan, pelaku yang melakukan tindakan sadis tersebut merupakan orang yang kenal dengan korban.
Dengan perkiraan hanya seorang pelaku.
"Ya bisa dibilang begitu. Perkiraan pelakunya cuma satu saja," kata Norman.
Kini, pihaknya sedang melakukan penyelidikan lebih lanjut untuk dapat mengungkap kasus dugaan pembunuhan yang menimpa mertua, keluarga Sekkab.
Norman menargetkan secepatnya kasus ini akan terungkap siapa pelakunya, target tak sampai tiga hari.
"Beri kami waktu untuk ekstra bekerja, baru kemudian nanti kita ungkap. Saya minta waktu 3 hari," tandasnya.
Terduga pelaku masuk rumah korban tanpa banyak merusak, kata Norman akan menjadi petunjuk bagi polisi untuk mengungkap pelakunya.
"Ada beberapa saksi yang dimintai keterangan hingga pagi dini hari tadi, " katanya seraya menandaskan belum ada kesimpulan.