Laporan Wartawan Tribun Jatim Nework, M Taufik
TRIBUNJATIM.COM, MADINAH - Pesepakbola Timnas Indonesia, Witan Sulaiman berangkat haji lebih cepat dengan masa tunggu hanya 5 tahun.
Witan Sulaiman, diketahui baru daftar haji tahun 2019 lalu, tapi sekarang sudah di tanah suci menjalankan serangkaian proses ibadah haji bersama istri dan keluarganya.
Witan sejatinya terjadwal berangkat di tahun 2040. Namun berkat kebijakan baru bernama penggabungan mahram, Witan bisa berangkat bersama istrinya yang terjadwal berhaji tahun ini. Artinya, waktu tunggu Witan hanya 5 tahun saja.
"Jadi karena ada regulasi tersebut, saya mengajukan diri untuk penggabungan mahram. Dan saya sangat bersyukur, pengajuan saya di-ACC, sehingga saya bisa berangkat," tutur Witan saat tiba di tanah suci, 26 Mei 2024 lalu.
Aturan yang dimaksud Witan yakni Surat Keputusan (SK) Direktur Jenderal Penyelenggara Haji dan Umrah Nomor 83 Tahun 2024 tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Pembayaran Pelunasan Biaya Perjalanan Ibadah Haji Reguler Tahun 1445 H / 2024 M.
Dalam aturan tersebut jemaah haji boleh mengajukan penggabungan suami/istri anak kandung/orang tua dan saudara kandung yang terpisah saat pendaftaran menjadi calon jemaah haji.
Syarat penggabungan mahram yakni, jemaah yang digabungkan sudah mendaftar minimal 5 tahun dari waktu keberangkatan.
"Aturan pendamping mahram ini enggak harus dengan jemaah lansia, yang penting mahram yang digabungkan syaratnya sudah terdaftar minimal 5 tahun," kata Kepala Seksi Data dan Sistem Informasi Haji Terpadu (Siskohat), Daerah Kerja Madinah, Ambari Julianto di Madinah, Jumat (31/5/2024).
Ambari menjelaskan, salah satu syarat penggabungan mahram bisa dilakukan ketika jemaah yang telah dijadwalkan berangkat melunasi biaya perjalanan hajinya.
Aturan baru ini membuka kesempatan bagi jemaah haji yang sudah mendaftar bisa berhaji lebih cepat. Mengingat masa tunggu rata-rata nasional mencapai 26,5 tahun lamanya.
Ambari bilang, calon jemaah haji di salah satu kabupaten di Sulawesi Selatan harus menunggu 46 tahun agar bisa melaksanakan ibadah haji.
Hal ini tidak terlepas dari minimnya kuota di wilayah tersebut dan tingginya antusias masyarakat yang ingin berhaji.
"Memang ini karena antusiasnya tinggi, kemudian kuotanya juga lebih sedikit," kata Ambari.
Sementara itu, waktu tunggu jemaah haji paling cepat ada di Kalimantan Timur dengan waktu tunggu hanya 8 tahun. "Kalau yang paling jarang itu di Kalimantan Timur di Kabupaten Mahakam Ulu," sambung Ambari.