Berita Gresik

Sedihnya Ayah Korban Pengeroyokan hingga Tewas oleh Oknum Pesilat di Gresik, Tegar Berdiri Demi Anak

Penulis: Willy Abraham
Editor: Sudarma Adi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

M. Bahrul Huda, ayah korban pengeroyokan saat menyaksikan reka ulang di Gresik, Jumat (31/5/2024)

Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Willy Abraham

TRIBUNJATIM.COM, GRESIK - M. Bahrul Huda tetap berdiri di lokasi rekonstruksi anaknya yang tewas usai dikeroyok oknum pesilat di Driyorejo, Gresik.

Pria berusia 49 tahun ini bertekad terus mengawal kasus yang menewaskan putra pertamanya itu.

Dia berangkat bersama keluarga dari Krian menuju Desa Banjaran, Driyorejo. Dia berdiri di dekat persis lokasi rekonstruksi yang berada di samping besi tua. Di situ, para tersangka memperagakan adegan pemukulan botol kaca bekas bir ke kepala korban berinisial SW berusia 20 tahun asal Krian itu.

Korban mengalami luka serius di kepala. Gegar otak. Sementara para tersangkanya baru berhenti mengeroyok korban setelah ada yang melerai, lalu melarikan diri masing-masing.

Sesekali Bahrul, sapaan akrabnya, menegur tersangka untuk jujur tidak saling lempar dalam memperagakan apa yang terjadi malam itu.

Baca juga: Reka Ulang Pengeroyokan Pesilat hingga Tewas Dipadati Warga Gresik, Adegan ke-13 Jadi Atensi Polisi

Beberapa kali melihat gelagat para tersangka berkelit. Saat ditanyai reka adegan. Menurutnya, para tersangka terkesan saling tunjuk dan tidak mengakui sepenuhnya peristiwa yang terjadi.

"Saya bekerja selama ini untuk anak, sekarang nyawa anak saya sudah tidak ada. Dia sekarang masih kuliah jurusan teknik di Surabaya, saya sudah besarkan, anak saya meninggal dengan cepat. Saya akan terus mengawal kasus ini hingga tersangka mendapat vonis hukuman," kata dia, Jumat (31/5/2024).

Bahrul tak sedikitpun tergoda oleh pihak oknum tersangka yang menawarkan ajakan damai. Dia akan terus mengawal, memastikan semua tersangkanya dihukum setimpal.

"Nyawa anak saya tidak bisa diukur dengan uang. Saya berharap keadilan seadil-adilnya,"  tegas Bahrul.

Bahrul sudah berusaha semaksimal mungkin menyelamatkan nyawa putra pertamanya itu. SW awalnya masuk RS Petrokimia Driyorejo menjalani perawatan intensif, beberapa hari kemudian dia harus dirujuk ke rumah sakit di Surabaya. Selama lima hari koma karena gegar otak, tuhan berkehendak lain. SW berpulang akibat keberingasan para pesilat. Baik pesilat dewasa maupun di bawah umur.

Diketahui hari ini, sembilan pelaku dihadirkan. Tiga diantaranya masih anak-anak. Meski masih berusia belasan tahun, namun mereka sangat sadis mengeroyok korban.

Baca juga: Kecelakaan Maut di Gresik, Pemuda Asal Wringinanom Tewas Jadi Korban Tabrak Lari Truk

Kejaksaan Negeri Gresik dan Satreskrim Polres Gresik menggelar rekonstruksi kejadian di Desa Banjaran Kecamatan Driyorejo. Masyarakat memadati tempat kejadian perkara (TKP). Mereka antusias melihat kejadian sadis itu. Maklum saja, pelakunya ada yang berasal dari desa setempat.

Tim penyidik menghadirkan 3 korban yang selamat, mereka adalah AS, MS, dan RH. Mereka bertiga merupakan saksi kunci, agar keterangan para pelaku tidak berbelit-belit.

Setidaknya terdapat 19 adegan yang diperagakan. Dimulai dari korban dan para tersangka bertemu, terlibat cek cok dan saling tantang. Hingga terjadi aksi pengeroyokan.

Halaman
12

Berita Terkini