TRIBUNJATIM.COM, PROBOLINGGO - Cuaca dingin mengiringi Perayaan Yadnya Kasada 1946 Saka atau tahun 2024 yang digelar di Pure Poten Luhur oleh warga Suku Tengger, pada Sabtu (22/6/2024) dinihari.

Oleh karena itu, beberapa titik sekitar Pure Poten Luhur banyak warga menyalakan api unggun untuk menghangatkan badan sebelum pembacaan ritual dan pembacaan sejarah Yadnya Kasada dimulai oleh para dukun pandita.

Pada pendeteksi cuaca terkini, di pukul 03.00 WIB, cuaca di sekitar Pure Poten Luhur mencapai 8 Derajat Celcius. Bahkan cuaca diperkirakan makin rendah saat di kawah Gunung Bromo.

Tak ayal, meski masyarakat Suku Tengger yang akan mengikuti rangkaian acara Yadnya Kasada sudah terbiasa dengan rasa dingin, namun tetap harus mengenakan pakaian berlipat-lipat dan bahkan banyak membawa kayu bakar.

Baca juga: Perayaan Yadnya Kasada 2024 di Gunung Bromo, Tidak Ada Pengukuhan Dukun Pandita 

Baca juga: Ada Ritual Yadnya Kasada, Kunjungan Wisatawan ke Gunung Bromo Ditutup selama 4 Hari

"Dimana ada api biasanya di situ banyak orang berkerumun, karena memang cuacanya sangat dingin. Kalau sudah tidak kebagian tempat untuk bisa dekat dengan api, ya cari tempat kemenyan," kata Sugeng Wicaksono salah seorang warga Suku Tengger.

Biasanya, lanjut Sugeng, kebanyakan juga warga Suku Tengger membawa kayu bakar dari rumah yang kemudian sebelum mengikuti serangkaian acara terlebih dahulu dibakar, baik itu di sekitar Pure Poten Luhur ataupun di sekitar Lautan Pasir.

"Biasanya kalau sudah di Kawah, itu lebih dingin lagi, bisa sampai 5 derajat Celcius dan bisa juga kurang dari 5. Tapi kalau pembacaan ritual dan sejarah Yadnya Kasada, baru gak kepikiran dingin lagi," pungkasnya

Baca juga: Puncak Yadnya Kasada, Masyarakat Tengger Gelar Ritual Larung Sesaji di Kawah Gunung Bromo