Udin menjelaskan, sebelumnya, ia bersama anak dan istrinya tinggal di gubuk di tepi laut milik keluarganya.
Namun karena rumahnya sudah mau roboh diterjang angin kencang, Udin yang saban harinya hanya bekerja sebagai buruh bangunan ini akhirnya memilih tinggal di toilet umum.
Apalagi toilet umum tersebut sudah lama tidak digunakan warga.
Lantaran semua warga sudah mempunyai toilet masing-masing dalam rumahnya.
"Jadi saya minta izin sama kepala desa untuk tinggal di sini (toilet), dan diizinkan dan lahan ini juga milik mertua," ucapnya.
Selain sudah tinggal selama lima tahun di toilet umum tersebut, Udin juga mengaku kesulitan karena ruangannya yang sempit.
Udin kini hanya berharap agar pemerintah dapat memberikan bantuan untuk tempat tinggal yang layak.