Mereka pun langsung teriak histeris hingga membuat Chaerany ikut panik.
Melihat api yang terus membesar, Chaerany meminta anak-anak untuk ke luar bangunan panti asuhan.
Isak tangis anak-anak panti asuhan pun terdengar saat si jago merah melalap tempat tinggalnya dengan cepat.
Saat itu, Chaerany hanya mampu memberi pelukan hangat kepada anak-anak panti agar lebih tenang.
Ke depannya, Chaerany tak ingin apabila anak-anak terus bermalam di masjid karena fasilitasnya yang terbatas.
"Iya, sementara ibu rencana enggak mungkin di masjid terus karena kan kamar mandi cuma satu, sedangkan di sana (di panti asuhan) kamar mandi ada empat," jelas Chaerany.
Oleh sebab itu, Chaerany tengah mengumpulkan donasi yang didapatkan untuk merobohkan bagian lantai dua panti asuhan.
Pasalnya, area lantai dua habis terbakar.
Masih banyak sisa kayu yang sudah keropos dan berpotensi roboh serta melukai anak-anak.
"Jadi, nanti lantai atas yang terbakar itu dihancurin, atau habisin semua," ucap dia.
Setelah dirobohkan dan aman, area lantai satu panti asuhan bisa dirapikan dan ditempati anak-anak.
Sementara untuk pembangunan, Chaerany mengatakan akan melakukannya secara perlahan-lahan karena terbatasnya dana.
"Untuk pembangunan, Insya Allah pelan-pelan nanti. Terpenting hancurkan semua dulu kayu-kayu, jadi jangan sampai roboh," kata Chaerany.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com