TRIBUNJATIM.COM, SIDOARJO - Dukungan kepada Fandi Utomo untuk maju di Pilkada Sidoarjo 2024 mulai disuarakan.
Diantaranya dari Relawan Brigade 02 Prabowo-Gibran yang sudah menentukan pilihan ke alumni Institut Teknologi 10 Nopember (ITS) Surabaya itu, sebagai Bakal Calon Bupati Sidoarjo periode 2024-2029 .
Relawan ini mencatat, ada beberapa hal yang harus dilakukan untuk Sidoarjo lebih baik. Terutama sesuai dengan tagline "Semangat Baru untuk Sidoarjo Maju."
Mereka menyebut, ini akan menjadi awal munculnya gerakan relawan mendukung Fandi Utomo di Kota Bandeng, julukan Sidoarjo.
Koordinator Brigade 02 Prabowo-Gibran Kabupaten Sidoarjo, Nidhom Aji Raya menjelaskan, Kabupaten Sidoarjo mempunyai potensi sumber daya alam, mineral, gas, perikanan, pertanian maupun industrial.
Bahkan sebagai kota penyangga, di Sidoarjo terdapat 2 ribu lebih perusahaan dalam negeri maupun asing yang beroperasi.
Namun, data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2022 menyebut, angka pengangguran di Sidoarjo, kata Nidhom terbilang cukup tinggi.
Baca juga: Tak Mau Gegabah, PKB Pertimbangkan 3 Nama untuk Diberi Tiket Maju Pilkada Sidoarjo 2024
"Aneh, jika sebagai kota penyangga ibu kota provinsi, angka pengangguran cukup tinggi. Kita prihatin adanya kekosongan kepemimpinan yang terjadi akibat penangkapan KPK lalu, para pejabat ketakutan menjalankan roda pemerintahan," ungkapnya, Minggu (11/8/2024).
Kata Nidhom, Fandi Utomo sangat tepat untuk melanjutkan pemerintahan yang bisa melayani masyarakat secara langsung.
Terlebih, Fandi Utomo lulusan insinyur teknik dan punya pengalaman kerja di bidang teknik.
Ia dinilai merupakan figur yang tepat dalam menyelesaikan berbagai persoalan teknis pembangunan berkesinambungan di Kabupaten Sidoarjo.
"Lulusan teknik, dan pendatang baru atau new comer yang berasal dari rakyat untuk rakyat, sehingga bebas dari latar belakang kasus korupsi, sehingga bisa mengemban amanah kepemimpinan dan pemerintahan bersih dari korupsi (Clean Government)," ungkapnya.
Brigade 02 Prabowo-Gibran menyakini, masyarakat di Sidoarjo membutuhkan bupati yang bisa menjawab kebutuhan di bawah.
"Ojo sampek (jangan sampai) calon bupati tidak tahu soal kebutuhan dari rakyat di masing-masing daerah. Contoh, ada program terop dan semua RT diberi terop semua. Lah tidak semua wilayah butuh terop. Nah tugas kitalah di sini menjawab aspirasi masyarakat yang selama ini tak tuntas," pungkasnya.