Nah, gempa bumi pada lajur atau zona megathrust disebut juga gempa bumi interplate.
Zona megathrust istilah untuk menyebutkan sumber gempa tumbukan lempeng di kedalaman dangkal.
Dalam hal ini, lempeng samudra yang menunjam ke bawah lempeng benua membentuk medan tegangan (stress) pada bidang kontak antar lempeng yang kemudian dapat bergeser secara tiba-tiba memicu gempa.
Baca juga: Kata Pakar Geologi ITS Soal Ancaman Gempa Megathrust : Tak Bisa Diprediksi, Warga Tak Perlu Panik
Jika terjadi gempa, maka bagian lempeng benua yang berada di atas lempeng samudra bergerak terdorong naik (thrusting). Gempa dalam skala besar di laut kemudian memicu tsunami.
Secara umum zona sumber kejadian gempa bumi di Indonesia berdasarkan mekanisme fisik dapat di bagi menjadi 3, salah satunya zona subduksi yang merupakan zona kejadian gempa bumi yang terjadi di sekitar pertemuan antar lempeng.
Jalur subduksi lempeng umumnya sangat panjang dengan kedalaman dangkal mencakup bidang kontak antar lempeng.
Dalam perkembangannya, zona subduksi diasumsikan sebagai “patahan naik yang besar” disebut sebagai Zona Megathrust.
2. Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono: Kesiapsiagaan adalah kunci
Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono menegaskan pentingnya kesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapi kemungkinan terjadinya gempa di masa mendatang.
Menurut Daryono, meskipun potensi megathrust sudah lama diidentifikasi, hingga saat ini belum ada teknologi yang mampu memprediksi dengan pasti kapan dan di mana gempa akan terjadi.
“Seismic gap yang terdeteksi di zona Megathrust Selat Sunda dan Mentawai-Siberut menunjukkan adanya potensi, namun kita tidak bisa memastikan waktu terjadinya,” ujarnya pada Senin (12/8/2024) silam.
Seismic gap ini merujuk pada periode panjang tanpa aktivitas gempa besar di dua zona tersebut, yang dapat berarti adanya akumulasi energi yang berpotensi dilepaskan dalam bentuk gempa bumi besar.
Diperkirakan, gempa di Megathrust Selat Sunda dapat mencapai magnitudo 8,7, sementara di Mentawai-Siberut bisa mencapai magnitudo 8,9.
Meskipun potensi ini mengkhawatirkan, Daryono menegaskan bahwa informasi ini bukanlah prediksi atau peringatan dini.
Baca juga: Ancaman Megathrust Samudra Hindia, Raperda RTRW Jember Tidak Memuat Peta Mitigasi Bencana
Baca juga: Ancaman Gempa Bumi Megathrust di Indonesia, Penjelasan dari BMKG, Tinggal Menunggu Waktu Terjadi?
“Penting untuk dipahami bahwa potensi ini bukan berarti gempa akan segera terjadi. Ini lebih kepada pengingat agar kita lebih waspada dan siap,” jelasnya.