Laporan Wartawan Tribun Jatim Network Anggit Pujie Widodo
TRIBUNJATIM.COM, JOMBANG - Menjelang Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Kabupaten Jombang 2024, Gerakan Pemuda (GP) Ansor Kabupaten Jombang siap rapatkan barisan satu komando jaga kondusifitas.
Pesan tersebut disampaikan oleh Ketua Cabang GP Ansor Kabupaten Jombang, Taufiqi Fakharuddin Assilahi saat pembukaan Diklatsar PAC GP Ansor Kecamatan Diwek, Jombang yang diselenggarakan di halaman Makam KH Asy'ari, Keras, Diwek, Jombang angkatan ke 32 pada Jumat (13/9/2024).
Pria yang akrab disapa Gus Fiqi ini menuturkan jika organisasi yang ia pimpin tegas dan keras tidak akan berpolitik praktis. Namun, sebagai organisasi yang baik harus mempunyai sikap.
"Sikap GP Ansor menjelang Pilkada jelas tidak akan berpolitik praktis demi Kabupaten Jombang yang lebih baik, maju, sejahtera. Siapapun calon yang membawa visi misi Ansor akan kami dukung," ucapnya.
Baca juga: Tanggapan Kades Banjardowo Jombang yang Disebut Jarang Ngantor, Siap Mundur Jika Terbukti Bersalah
Sebagai informasi, jika Pilkada Jombang tahun 2024 ini hanya akan diikuti oleh dua pasangan calon (Paslon). Mundjidah Wahab dengan Sumrambah dan Warsubi berpasangan dengan KH Salmanudin Yazid atau Gus Salman. Pria yang juga terpilih menjadi Anggota DPRD periode 2024-2029 ini menyebut jika Kedu Paslon sama baiknya.
"Masing-masing calon sama baiknya, sebagai ketua GP Ansor Jombang. Untuk ibu Mundjidah Wahab beliau ada petahana dan juga sudah banyak memberikan sumbangsih untuk GP Ansor. Begitupun untuk Warsubi juga sangan baik dengan saya secara pribadi," katanya.
Dihadapan ratusan peserta Diklatsar Banser, Gus Fiqi melanjutkan pesannya, jangan sampai menodai almamater Ansor maupun Banser. Oleh sebab itu setiap pengurus dan anggota harus dalam satu komando yang sama.
Baca juga: Dipastikan Tak Maju Pilkada Jombang 2024, Gus Didin Pilih Fokus Kegiatan Keumatan: Move On
"Ansor itu founder nya KH Wahab Chasbullah atau Mbah Wahab. Maka jika Mbah Wahab tidak membuat Tafsilul Afkar yang berkembang sampai lahirnya GP Ansor, maka tidak mungkin ada pengkaderan seperti ini,"ujarnya.
Karena itu, ia melanjutkan cara menghormati dan menghargai almamater Ansor adalah dengan aktif di setiap kegiatan dan patuh terhadap arahan pimpinan organisasi.
"Sekarang, ada putri dari Mbah Wahab. Maka kita berikan penghormatan kepada Mbah Wahab melalui putrinya Mundjidah Wahab. Kalau seorang putri dari Mbah Wahab sudah tidak kita hormati, apalagi saya," ungkapnya.
Baginya, hanya dengan cara itulah pengurus Ansor di era modern saat ini menampakkan wujud nyata balas budi.
"Karena itulah salah satu cara yang bisa kita lakukan untuk berbalas budi kepada founder Ansor melalui keturunannya.
Karena itu, Ansor dan Banser harus satu komando, tidak berpolitik praktis. Maka jaga marwah almamater Ansor dan Banser," pungkasnya