Namun, ia mengingatkan warga Surabaya untuk berpikir terkait dampak memilih kotak kosong. Di antaranya, ketidakpastian soal sosok pemimpin ke depan.
“Terkait kotak kosong, saya rasa itu hak masing-masing. Tapi bagaimana kita mampu melihat secara realita, bahwa ketika kita memilih kotak kosong, tentunya ada konsekuensi yang harus diterima oleh warga Surabaya," ujarnya.
Baginya, memilih kotak kosong seperti halnya memilih kucing dalam karung.
"Jadi, kami tentu memilih yang pasti-pasti saja. Makanya semangat kami adalah pasti Eri-Armuji,” kata Alfinur.