“Santri harus dinamis, bukan statis. Santri harus jadi trendsetter, bukan follower. Mereka harus jadi problem solver, bukan trouble maker,” ujar Gus Miftah.
Ia juga mengatakan, orang optimistis melihat peluang dalam masalah, sementara orang pesimistis melihat masalah dalam setiap peluang.
Acara Gebyar Sholawat ini bukan sekadar perayaan Hari Santri Nasional, tetapi juga momen refleksi bagi masyarakat.
Pesan-pesan yang disampaikan Gus Kautsar dan Gus Miftah memperkuat kesadaran bahwa seorang santri dan pemimpin harus selalu belajar, memperbaiki diri, dan berkontribusi positif untuk masyarakat.