Rupanya, ia sudah melakukan itu sejak 10 tahun silam.
Warga Gunungpati, Kota Semarang, Jawa Tengah ini mengonsumsi kucing untuk mengobati diabetes yang dideritanya sejak berusia 54 tahun.
"(Sejak 2010 makan kucing?) Iya, pokoknya sudah lama, iya sejak itu. Saya diabet dari umur 54 tahun, sekitar 10 tahun lalu," ucap Nur saat dihadirkan di Mapolrestabes Semarang, Kamis (8/8/2024).
Nur menceritakan, dirinya sempat melakukan pengobatan.
Namun, dia mengaku dokternya tidak memberi obat dan mulai berinisiatif mencari obat dengan mengonsumsi kucing.
Pasalnya Nur menilai daging kucing sangat rendah gula. Sementara dirinya tak mampu membeli daging karena mahal baginya.
Baca juga: Pemilik Warung Resah Iwan Kerap Belanja Pakai Uang Rp100 Ribu selama 1,5 Bulan, Pelaku Modal HVS
"Setelah makan dicek gitu gula darahnya kan memang rendah. Saya sudah parah sekali soalnya gulanya. Pokoknya (harus berobat dengan) daging, enggak harus kucing, tapi kan daging sapi mahal. Sedangkan (usaha) kos saya murah sekali," paparnya, melansir dari Kompas.com.
Nur mengaku, biasanya menyasar kucing yang menghampiri rumahnya dan memukul kepala kucing dengan benda tumpul hingga mati.
"Rasanya rasa daging, enak. Cari kucing di rumah kebanyakan, datang sendiri. Saya godok thok pakai magicom, biasanya (sekali masak) 3 hari habisnya, pake nasi sedikit sekali, enggak sebulan sekali (makan kucing) kan enggak mesti ada," jelasnya.
Dia juga tidak merasa kasihan dengan kucing yang dimakan lantaran dia merasa sangat membutuhkan daging kucing.
Pemilik kos di Kelurahan Sekaran itu mengaku telah lama cerai dengan istri dan berpisah dengan keluarganya.
Kini dia hanya tinggal dengan penyewa kos.
Setiap kamar kos disewakan dengan biaya Rp 500.000 per tiga bulan.
Hanya ada lima kamar yang disewakan oleh Nur.
Kendati demikian, dia tidak mengajak anak kos untuk memakan kucing karena itu merupakan inisiatifnya sendiri.