Dengan potongan rendah tanpa memberatkan ini, kebutuhan peternak tetap terpenuhi.
Pramono mengaku menghargai upaya Pemkab Boyolali yang menginginkan usahanya tetap berlangsung.
Karena ada 1.300 peternak yang memiliki keluarga yang harus ditanggung.
"Dinas peternakan memperjuangkan agar saya tetap jalan. Tetap buka (1/11/2024), tapi ini sementara. Nanti hasilnya (Perjuangan dari pemkab) gimana, kami nunggu perkembangan," terangnya.
Baca juga: Peternak Sapi di Lamongan Resah, Ratusan Ekor Sapi Diserang Penyakit Misterius,Gejala Berujung Maut
Sebelumnya, upaya mediasi yang dilakukan Pemkab Boyolali untuk memecahkan masalah perpajakan UD Pramono berakhir buntu.
Kedua belah pihak, yakni Pramono dan Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Boyolali tak ada yang mau mengalah.
UD Pramono tetap akan mengakhiri usahanya sebagai pengepul susu dari 1300 peternak jika rekeningnya masih dibekukan.
Sementara, Kantor pajak sendiri tetap akan membekukan rekening Pramono jika ketetapan pajak tak dibayar.
Mediasi itu difasilitasi Dinas Peternakan dan Perikanan (Disnakkan) Boyolali dengan mediator Assisten 2, Setda Boyolali, Insan Adi Asmono.
"Kami bersama Dinas peternakan memfasilitasi pertemuan antara kantor pajak dengan pak Pramono," kata Insan, Rabu (30/10/2024).
Baca juga: Perawatan Khusus ala Peternak Sapi di Kota Malang Jelang Idul Adha 2024, Beri Pakan Kombinasi
Awalnya Insan memberikan kesempatan bagi kedua belah pihak untuk menjelaskan masalah tersebut.
"Dan kemarin sementara belum ada titik temu. Tetapi akan saling instrospeksi. Karena yang diajak rapat tidak semua punya hak untuk mengambil keputusan," katanya.
Hanya saja, dia berharap masalah tersebut dapat selesai dengan kebijaksanaan dari kedua belah pihak.
"Bisa sama-sama bijaksana, yang punya kewajiban pajak juga ada itikad baik, demikian pula dengan otoritas perpajakan punya kebijaksanaan, sehingga tidak merugikan Petani peternak susu yang jumlahnya hampir 1300-an," katanya.
Menurutnya masalah ini tak hanya berkaitan antara UD Pramono dengan KKP Pratama Boyolali saja.