Berkaca dari hasil survei tersebut, Pilgub Jatim berpotensi menyuguhkan persaingan ketat antara Khofifah-Emil dan Risma-Gus Hans. Apalagi, coblosan Pilgub yang kian dekat.
Menurut Airlangga, pasangan Risma-Gus Hans memiliki peluang untuk mengejar Khofifah-Emil sebagai petahana.
Setidaknya ada tiga potensi yang dinilai menjadi modal sosial bagi pasangan Risma-Gus Hans tersebut.
Pertama, pasangan ini menjadi paslon yang paling mendulang dukungan terbanyak dari pemilih perempuan.
Baca juga: Aliansi Madura Indonesia Dukung Risma-Gus Hans di Pilgub Jatim 2024, Singgung Ulama Sampai Dolly
Dari total responden perempuan di survei ini, didapati temuan sebanyak 58,2 persen lebih memilih pasangan Risma–Gus Hans di pilkada nanti.
"Hal ini tentu akan menjadi potensi elektoral tersendiri bagi pasangan Risma-Gus Hans mengingat ketiga calon gubernur di Pilkada Jatim 2024 ini semuanya perempuan.
Sementara pasangan Khofifah-Emil didukung sebanyak 31,9 persen responden perempuan dan pasangan Luluk-Lukmanul 2,2 persen," ungkapnya.
Modal Kedua, adalah tingkat loyalitas responden pemilih Risma–Gus Hans yang didapati lebih tinggi dibandingkan dua pasangan calon lainnya.
Dari total responden pemilih Risma–Gus Hans, sebanyak 78,5 persen mengaku sudah menjadi pilihan pasti alias tidak akan mengubah pilihannya.
Sementara pemilih loyal di pasangan Khofifah–Emil mencapai 51,5 persen dan di pasangan Luluk-Lukmanul tercatat 57,3 persen.
Hal ini menambah peluang Risma-Gus Hans sebagai Paslon yang diusung oleh PDI Perjuangan dan Partai Hanura.
"Ketiga, loyalitas pemilih PDI Perjuangan mengikuti pilihan dari partai yang didukung di pilkada, juga berpeluang menambah daya elektoral bagi pasangan Risma-Gus Hans.
Kondisi serupa sebenarnya juga dimiliki oleh sejumlah partai politik lainnya, seperti Golkar dan Gerindra yang lebih banyak menggiring pendukungnya untuk memilih Khofifah – Emil," ungkapnya.
Airlangga menegaskan, tiga isu tersebut menjadi medan pertarungan bagi ketiga pasangan calon untuk memperebutkan suara dari mereka yang belum menentukan pilihan.
Selain undecided voters dari survei ini yang menjadi pasar perebutan, potensi pemilih yang ragu dan bisa saja berubah pilihan, yang rata-rata mencapai sekitar 40 persen juga menambah jumlah pasar pemilih yang bisa diperebutkan saat hari pemungutan suara nanti.