Selain itu, Risma juga berkomitmen untuk mendukung kelompok rentan di masyarakat desa.
Dia membeberkan kenangan bagaimana setiap hari, saat menjabat Wali Kota Surabaya dan Menteri Sosial, dia turun ke jalan untuk menemui para tunawisma dan menawarkan mereka tempat tinggal di rumah susun sewa yang harganya sangat terjangkau.
"Setiap pagi sebelum kerja, saya mencari tunawisma dan menyiapkan rumah susun sewa Rp 10 ribu per bulan untuk mereka. Mereka kami latih keterampilan, dan setelah siap, mereka kami bekali untuk memulai usaha,” bebernya.
Karenanya, Risma menekankan pentingnya bantuan bagi anak yatim, lansia, dan difabel.
Menurut Risma, kelompok rentan ini adalah tanggung jawab negara yang diamanatkan oleh undang-undang dan agama.
"Anak yatim, lansia, dan difabel itu adalah tanggung jawab negara. Saya ingin melanjutkan program ini agar masyarakat yang paling membutuhkan bisa merasakan manfaatnya di desa-desa Jawa Timur,” tutur Risma.
Usai mendengar paparan Risma, dengan berbekal tekad bulat, Koordinator Proklamator Desa, Pungkasiadi, mewakili 2.500 anggota menyatakan dukungan menjadikan Risma sebagai Gubernur Jawa Timur.
"Kami berprinsip, sudah bertekad bulat, Proklamator Desa siap menjadikan bu Risma sebagai Gubernur Jatim. Beliau itu gak kakean omong (tidak banyak bicara) tapi langsung kerja, sat set, ini yang paling penting," ujar Pungkasiadi.
Bagi mantan Bupati Mojokerto itu, rekam jejak Risma sebagai wali kota dan menteri sudah membuktikan bahwa ia adalah sosok pemimpin yang hebat.
“Ini sangat hebat untuk Jatim yang resik. Karena memang untuk menjadi pemimpin itu harus resik, agar apa? Agar pemerintahannya saat bersama rakyat itu jalan," tutupnya.